Pedang Allah Tak Pernah Gemetar Inilah Kisah Khalid bin Walid yang Menggetarkan Dunia





bersamaislam.com - Di dunia hari ini, banyak orang ingin kuat tapi takut disalahpahami. Ingin membela kebenaran, tapi lebih memilih diam. Kita terlalu sibuk menjaga citra, hingga lupa bagaimana bersikap tegas atas apa yang benar. Dan di tengah semua itu, nama Khalid bin Al-Walid muncul sebagai cahaya keberanian yang tak mengenal keraguan.

Lahir dari keluarga bangsawan Quraisy, Khalid dibesarkan sebagai ksatria. Ia punya segalanya nama besar, status sosial, dan keahlian tempur. Tapi ketika cahaya Islam menyentuh hatinya, ia tinggalkan semua kenyamanan itu demi membela risalah yang sebelumnya ia lawan. Dari musuh Islam, ia berubah menjadi garda terdepan perjuangan.

Puncak keberaniannya tampak saat Perang Mu’tah. Tiga panglima utama gugur, dan pasukan Islam nyaris kacau. Tapi Khalid tidak panik. Ia mengambil komando, menyusun strategi baru, lalu memimpin pasukan mundur dengan terhormat. Karena kejeniusannya itu, Nabi ï·º bersabda:

Khalid adalah pedang dari pedang-pedangnya Allah.” (HR. Ahmad no. 14934)

Setelah itu, setiap langkahnya mengguncang dunia: mengalahkan pasukan Persia dan Romawi, menaklukkan wilayah luas hanya dengan keyakinan dan taktik. Tapi yang paling luar biasa, ia tetap rendah hati. Saat dicopot jabatannya oleh Umar bin Khattab, ia patuh—tanpa protes, tanpa sakit hati. Karena bagi Khalid, yang ia perjuangkan bukan kedudukan, tapi ridha Allah.

Hari ini, kita mungkin tidak menghunus pedang. Tapi medan perang kita adalah keraguan, kemalasan, dan ketakutan. Khalid mengajarkan: jangan jadi penonton dalam perjuangan. Jadilah pelaku.

Karena pedang Allah memang telah disarungkan, tapi semangatnya bisa tetap hidup—di hati yang berani dan teguh seperti milikmu.


 Sumber: “Khalid Ibnu Al-Walid” karya Syaikh Husain Ibn Mahmud (1436 H), serta HR. Ahmad no. 14934

Post a Comment

0 Comments