Pak Hamka, Sosok Inspiratif Untuk Anak Muda

                                                                        
Pak Hamka, belajar Al-Qur'an di usia yang tidak muda


bersamaislam.com - Hafizh Qur'an Indonesia merupakan lembaga Tahfizh di Bandung yang  menyediakan berbagai program tahfizh dan tahsin untuk semua kalangan usia. Ada program karantina 30 Juz, program entrepreneurship, program Tam-Q (Taman Qur'an), dan lainnya. Ada yang unik di program Tahsin Hafizh Qur'an Indonesia. Kita dikenalkan oleh sosok Pak Hamka. Pak Hamka merupakan santri dari program Tahsin Mukim di Hafizh Qur'an Indonesia (HAQIN). 

Pak Hamka merupakan santri Hafizh Qur'an Indonesia program tahsin yang memilih untuk bermukim. Beliau menjadi seorang santri tertua di asrama, dengan usianya yang sudah 36 tahun. Meskipun usia beliau sudah tak muda lagi, beliau tetap semangat untuk belajar Al-Qur'an. Mendalami bacaan Al-Qur'an, mempelajari bacaan tajwid, mengenal makhorijul dan sifatul huruf, sampai dapat membaca Al-Qur'an dengan baik.

Perjalanan Pak Hamka menemukan Haqin (Hafizh Qur'an Indonesia) begitu panjang. Sebelumnya, Pak Hamka mencari pondok pesantren Al-Qur'an. Sudah selama 2 bulan, Pak Hamka tidak diterima di beberapa pondok pesantren. Karena faktor usia yang sudah tua, dan tidak memiliki hafalan Al-Qur'an. Namun, hal tersebut tidak membuat Pak Hamka putus asa. Demi untuk belajar Al-Qur'an, beliau terus mencari pesantren Al-Qur'an sampai beliau menemukan HAQIN. Beliau memutuskan untuk belajar Al-Qur'an di HAQIN, Bandung. 

Beliau mencoba mendaftar HAQIN melalui media online. Ada beberapa tahap yang Pak Hamka lalui, terutama tahap wawancara. Pak Hamka tak malu untuk belajar Al-Qur'an. Meski usia beliau sudah tak muda lagi. Dengan penuh perjuangan, Pak Hamka akhirnya diterima untuk menjadi santri program Tahsin di Hafizh Qur'an Indonesia (HAQIN).

Dari sosok yang pantang menyerah tersebut, perlu diketahui bahwa Pak Hamka merupakan sosok yang luar biasa. Ns. Hamka, M.Kep., RN., WOC(ET)N, inilah beliau. Sehari-hari, Pak Hamka berprofesi sebagai pengusaha di bidang kesehatan, perawat spesialis luka stoma dan inkontinensia, seorang trainer dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dan dosen keperawatan dibeberapa kampus di Indonesia. 

Pak Hamka berasal dari Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Meskipun jauh dari Kota Bandung, itu membuat beliau tak pantang menyerah. Beliau merasakan bahwa Al-Qur'an merupakan sebenar-benarnya petunjuk sebagai pedoman kehidupan di dunia dan untuk berpulang ke akhirat ditempat yang baik. Pak Hamka memilih untuk menyelamatkan hidupnya dan hidup keluarga. Kini, Pak Hamka dapat membaca Al-Qur'an dengan baik, tartil, mengerti akan ilmu tajwid, dan mampu membedakan harokat, makhraj dan sifat-sifat huruf hijaiyyah. 

Setelah Pak Hamka menyelesaikan program Tahsin di Haqin, beliau pulang ke kampung asalnya, Kota Samarinda. Beliau memiliki tujuan mengajak para tenaga kesehatan agar mampu membaca Al-Qur'an dengan baik. Hari Ahad lalu, tanggal 18 Desember Pak Hamka bekerjasama dengan HAQIN mengadakan program dr. Al-Fatihah untuk para nakes. Program ini dilakukan secara online, yang dibimbing oleh santri & tim HAQIN yang telah memiliki sanad Al-Fatihah. Sampai hari ini, program dr. Al-Fatihah masih berjalan dengan lancar.

Inilah perjalanan Pak Hamka selama belajar Al-Qur'an. Mulai dari ditolak dibeberapa pesantren, sampai beliau menemukan HAQIN. Hingga sekarang Pak Hamka bisa mengajak para nakes untuk belajar Al-Qur'an. Usia yang tak muda & kesibukan yang padat, tak membuat Pak Hamka menyerah untuk belajar Al-Qur'an. Dengan menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk & pedoman yang nyata, membuatnya istiqomah untuk selalu mempelajari Al-Qur'an didalam kesehariannya.

Post a Comment

0 Comments