Ar-Razi

                                                                             
Abu Bakar Muhammad bin Zakariya ar-Razi


bersamaislam.com - Al-Razi atau yang lebih dikenal dengan Abu Bakar Muhammad ibn Zakariya adalah seorang cendekiawan muslim yang berprofesi sebagai dokter, dosen, instruktur fitnes, kimiawan, serta filosof (Supriyadi, 2009:68). Dalam bidang Filsafat ar-Razi, terdapat banyak keyakinan otoritatif dan tulus yang berbeda dalam beberapa hal dengan alur keyakinan yang dianut mayoritas ulama pada saat itu. Mayoritas filosof dan penganutnya memiliki sejarah menyamakan keyakinannya dengan agama, tetapi ar-Razi dianggap sebagai sosok yang menggunakan jalan filsafat untuk menghadapi berbagai persoalan, termasuk persoalan agama (Amien, 1983:46 ).

Menurut teori, Filsafat Al-Razi memungkinkannya diakui sebagai landasan yang mampu melahirkan gagasan-gagasan segar di bidang pendidikan. Pola yang dapat dicapai adalah dengan menggunakan sebagai pijakan dalam mendasarkan persoalan-persoalan dalam pendidikan, mengingat ada kenyataan bahwa problem-problem utama.

A. Biografi

Nama lengkap Ar Razi ialah Abu Abdullah Muhammad bin Umar bn Husain bin Hasan bin Ali at-Taimi al Bakri al-Thibristani. Dikenal dengan nama Al-Din Ar Razi dan di beri gelar “Fakhruddin” atau di kenal dengan sebutan Ibnu Khatib ar-Ray, karena ayahnya ialah seorang khatib di Ray. Ray merupakan sebuah desa yang banyak di tempati oleh orang ajam (selain Arab). Ar-Razi merupakan anak keturunan Quraisy yang nasabnya bersambung kepada Abu Bakr al-Shiddiq.

Ar-Razi atau Fakhruddin dilahirkan di kota yang terletak di bagian Timur Teheran (Iran) pada tahun 544 Hijriah/1150 Masehi di Ray, sebuah kota besar di wilayah irak yang sekarang telah hancur dan dapat dilihat sisa-sisanya di kota Taheran Iran. Ray adalah sebuah kota yang banyak melahirkan banyak ulama dengan diberi julukan al-Razi di bagian nama belakang sebagaimana lazimnya pada masa itu. Diantara banyaknya ulama yang di beri gelar al-Razi ialah Abu Bakr bin Muhammad bin Zakaria, ia merupakan seorang filsof dan dokter keamaan pada abad X M/IV H.

Ar-Razi hidup di tengah konsisi keluarga yang sangat mencintai ilmu dan kebijaksanaan. Ayahnya ialah Syaikh Imam Dhiyauddin Umar Khatib ar-Ray yang juga seorang guru dan khatib di kota Ray. Syekh Dhiyauddin memiliki banyak hasil karya di bidang ilmu ushul. 

Semenjak kecil Ar-Razi disibukkan dengan menimba ilmu dari orang tuanya. Hingga ketika meranjak dewasa ia merupakan ulama yang tak tertandingi di zamannya, karena ia dapat melampaui orang-orang/ulama-ulama dalam bidang ilmu kalam, ilmu sejarah dan ilmu rasional.

Selama hidupnyam ar-Razi mengalami tiga kal pergantian khalifah di Baghdad, khalifah yang pertama, al-Mustanjid Billah (555-556 H) yang pada saat kekuasaannya belum ada pengaruh dari orang-orang Turki Seljuk. Kedua, al-Mustadhi Billah (566-575 H) yang merupakan anak dari al-Mustanjid yang memgang kekuasan setelah ayahnya meninggal. Ketiga, al-nashir li-dinillah (575-622 H), anak al-mustadhi merupakan khalifah Abbasiyah dengan masa kekuasaan terpanjang. Khalifah inilah yang berusaha mengembalikan kebesaran dinasti Abbasiyah dengan mengadakan “kompromi” dengan golongan yang dikembangkan untuk memprotes para khalifah. 

Ar-Razi banyak mempelajari berbagai bidang keilmuan, diantaranya ilmu kalam, filsafat, logika, fiqih, kedokteran, matematika, fisika dan mufassir al-Quran terkemuka. Ia juga pernah mendapatkan perhatian lebih dari keluarga kesultanan dengan dibuatkannya sebuah madrasah dekat masjid di Herat untuk mengajari anak-anak para sultan. Ia juga dikenal sebagai pembela aqidah dan sunnah yang mahir dalam menyampaikan ceramah teologis dengan logika yang logis dan kuat.

Ar-Razi meninggal di Herat pada hari Senin Tanggal 1,606 H/1209 M, bertepatan dengan hari Idul Fitri. Ar-Razi ditemukan, seperti yang diharapkan, di Gunung Mushaqib di desa Muzdakhan, daerah terpencil tidak jauh dari Herat. Sebelum kematiannya, Ar-Razi dengan cepat menyebutkan pidato yang ditulis oleh teman dekatnya Bernama Ibrahim al-Asfahani. Wasiatnya adalah tentang memberikan perhatian penuh kepada Tuhan dan menghormati Anda. Ar-Razi juga menyadari bahwa ia telah menulis banyak materi untuk berbagai jenis cabang ilmu. Dalam wasiat yang sama, Ar-Razi juga mengungkapkan bahwa hal itu disebabkan oleh filsafat dan kalam. Ia lebih nyaman dengan metode al-Qur'an dalam mencari ilmu daripada metode filsafat.

B. Karir Intelektual 

Ar-Razi adalah seorang yang memiliki keluasan akan ilmu pengetahuannya, berbagai mazam ilmu pengetahuan ia pelajari, sehingga tidak mengherankan jika ia menjadi rujukan dalam berbagai bidang ilmu, diantaranya ialah : 

1. Fiqih dan Ushul Fiqih 

Ar-Razi mengajarkan al-kamal al-simnani dan istrinya ilmu fiqih yang mendalam. Dia bergerak bersama madzah Syafi'i untuk mengungguli madzab lain dan mempertahankan pendapatnya. Namun tidak jarang ia bertentangan dengan pendapat al-Syafi'i, tetapi ia mengikuti Imam Abu Hanifah, misalnya dalam hal kewajiban witir, kewajiban zakat buah-buahan dan hasil bumi. 

Saya belajar tentang ushul dari teman-teman saya yang mengikuti pendapat al-Syafi'I, tetapi saya tidak begitu mengerti apa yang dia katakan. Misalnya, menurut pendapat Ar-Razi, dia mengklaim bahwa Al-Qur'an telah memberi kita pesannya sebelum menerima wahyu lebih lanjut dari Allah, jadi saya tidak setuju dengannya. Selain itu, Ar-Razi tampaknya tidak mengerti bahwa Al-Qur'an mengandung nash.

2. Ilmu Kalam 

Ar-Razy lebih terkenal dalam bidang ilmu kalam daripada ilmu fiqih dan ushul fiqih. Ia belajar ilmu kalam kepada al-Majid al-Jili. Nalarnya adalah logika jadaliyah.

Ar-Razi berpartisipasi dalam kalam Asy'ariyah; dia dipengaruhi oleh al-Ghazali dan al-Haramain. Meski mengakui Asy'ariyah, dia tidak terus-menerus mengakui imam Asy'ari. Ia juga sering mengkritik percakapan yang tidak sesuai dengan apa yang dikatakan. Berlawanan dengan kritik terhadap teori "kasb", dia memiliki pandangan yang kuat tentang determinisme (qada dan qadar).

Karena kesuksesannya dalam bidang ilmu kalam, Ar-Razi mendapatkan kedudukan dan kehormatan tinggi, bahkan ia mendapat gelar “mujaddid” pada abad ke-6 H/ke-12 M.

3. Filsafat dan Mantiq

Ar-Razi mengajar Majd al-Din al-jili dan Muhammad al-Bagawi tentang Filsafat. Ia juga mempelajari tulisan-tulisan Ibnu Sina dan al-Farabi, menafsirkan karya masing-masing penulis. Jasa Terbesar Ar-Razi di Filsafat terletak pada kritik yang tidak meninggalkan prinsip-prinsip bekas yang terhapus dalam aliran filsafat ini terhadap-prinsip filsafat paripatetik. Namun ia juga memperkenalkan model konseptualisasi lain, seperti isyroqi Filsafat yang bertentangan dengan hukum Islam.

4. Ilmu Kedokteran, Matematika dan Ilmu Alam

Ar-Razi merupakan seorang dokter yang cukup terkenal pada masanya. Ia menghasilkan beberapa karya tentang Kesehatan, urat nadi, anatomi dan ensikopedia kedokteran. Disamping kedokteran Ar-Razi juga mengusai ilmu Matematika, astronomi, farmasi, astrologi, fisika dan pertanian.

5. Tafsir dan Hadis 
Keterkenalan Ar-Razi dalam dunia ilmu ialah dalam hal penafsirannya terhadap Al-Quran seperti kepopulerannya juga di dalam karya-karya teologi. Ar-Razi pernah menulis di usia tuanya “aku telah berpengalaman dengan semua metode ilmu teologi dan filsafat, tetapi aku tidak mendapatkan manfaat yang aku dapatkan dari membaca al-Quran.”

Karya terbesar Ar-Razi di bidang tafsir ialah Mafatih al-Gaib, yang disusun oleh Ibn al-Khu’I dan al-Suyuti. Ar-Razi kurang dikenal dalam ilmu hadis, ia juga sedikit mencantumksn Riwayat hadis dalam tafsirnya.

6. Ilmu Bahasa Arab 

Ar-Razi sangat handal dalam sastra lisan dan tulisan. Dalam hal balaghah, ia bersandar pada dua kitab karya Abd al-Qahir al-jurjani, yaitu: Dalai’il al-I’jaz dan Asrar al-Balaghah. Kemudian Ar-Razi meringkas kedua kitab tersebut menjadi satu kitab yang menjadi rujukan penting dalam ilmu balaghah yaitu kitab Nihayah al-I’jaz fi Dirayah al-I’jaz.

Dalam bidang ilmu nahwu, Ar-Razi kurang di kenal. Tetapi dalam tafsirnya banyak menyebutkan qira’nahwiyah yang kebanyakan ia nukil dari pendapat lain, seperti al-Zamakhsyari. Selain itu Ar-Razi juga me,buat sajak dalam bahasa Arab dan Persia.

Konon Ar-Razi juga menguasaiilmu ramalan dan nujum serta ilmu sihir. Dalam tafsirnya, ia juga memberikan pembahasan tentang sihir sebagai suatu ilmu yang wajib di ketahui agar mengetahui suatu Mu’jizat itu melemahkan. Seperti dalam kitab tentang sihir yang di tulisnya yaitu kitab al-Sirr al-Maktum fi Mukhatabh al-Syams wa al-Qamar wa al-Nujum.

Kemampuannya dalam banyak bidang keilmuan memberi pengaruh besar dalam hidupannya. Menurut Ibn Khallikan, orang-orang yang berguru kepada Ar-Razi dating dari berbagai penjuru dari berbagai lapisan masyarakat. Ar-Razi memberikan pengajatan dalam dua bahasa, Arab dan Persia.

C. Karya Tulis

Menurut Malik Abdul Halim Mahmud jika dihitung karya-karya Ar-Razi sebanyak 200 karya.

1. Karya Tafsir 

a. Mafātih al-Ghaib.
b. Kitab Tafsir al-Fatihah, yang sekarang merupakan jilid pertama dari kitab tafsīr al-Kabīr.
c. Kitab tafsīr Surat al-Baqarah.
d. Tafsīr al-Qur’an al-Sagīr, yang lebih dikenal dengan nama Asrār al-Ta’wīl wa Anwār al Tanzīl.
e. Kitab tafsīr Asmā’ Allah al-Husna.
f. Kitab Tafsīr al-Bayyināt.

2. Karya Sejarah

a. Kitab Fadail al-Sahabah al-Rasyiddin
b. Kitab Manaqib al-Imam al-Azam al-Syafi’i

3. Karya Fiqih

a. Kitab al-Ma’alim Fiqh
b. Kitab Al-Ihkam al-Ahkam
c. Kitab Mahsul fi Usul Fiqh

4. Karya Teknologi

a. Al-Ma’alim fi Usul al-Din
b. Kitab Al-Arba’in fi Usul al-Din
c. Tanbihah Isyarah di Usul al-Din
d. Kitab Asas al-taqdis
e. Kitab Zubdah al-Afar wa Umdah al-nazar
f. Kitab Mabahis al-Wujud wa al-adam
g. Kitab Jawab al-gaylani

5. Karya Tasawuf dan Umum

a. Risalah Naftah al-Masdur
b. Tahsil al-Haq
c. Kitab RIsalah fi Zamm al-Dunya’
d. Al-Lata’if al-Giyasiyah
e. Siraj al-Qulub
f. Al-Risalah al-Sahibiyyah 
g. Ajwibah al-Masa’il al-Bukhariyyah

6. Karya Bahasa dan Retorika

a. Nihayah al-I‘jaz fi Dariyat al-I‘jaz (fi ‘Ulum al-Balagah, Bayan I'jaz al-Qur’an al-Syarif)
b. Kitab al-Muhassal fi Syarh al-Kitab al-Mufas}s}al li al-Zamaksyari

7. Karya Tasawuf dan Umum

a. Risalah Naftah al-Masdur
b. Risalah al-Majdiyyah
c. Al-Mabahis al-‘Imadiyyah fi al-Matalib al-Ma’adiyah
d. al-Risalah al-Sahibiyyah
e. Kitab al-Risalah al-Kamaliyah fi Haqa’iq al-Ilahiyyah

8. Karya Filsafat

a. Kitab Syarh ‘Uyun al- Hikmah li Ibn al-Sina
b. Al-Mabahis al-Masruqiyyah
c. Kitab al-Thariqah al-‘Ala’iyyah fi al-Khilafah
d. Kitab Tahyin Ta‘jiz al-Falasifah
e. Kitab al-Tariqah fi al-Jadal
f. Kitab Syifa’iyyah min al-Khilaf
g. Syarh Musadirah Iqlidis
h. Syarh Musadirah Iqlidis
i. Al-Akhlak
j. Al-Munazarah

Ditulis oleh : Muhammad Danial Dzawil Azmi

Post a Comment

0 Comments