Seorang Muslim Harus Tahu !!! Inilah Cara Memperlakukan Mushaf Al-Qur'an yang Rusak



bersamaislam.comUmat muslim didunia pasti beribadah dan beraktivitas dalam kesehariannya. Tak jarang umat muslim sholat berjamaah ke masjid, berpuasa, membayar zakat, menyantuni anak yatim, mengikuti majelis ilmu, dan lainnya. Dan tak kalah penting yaitu membaca Al-Qur'an. Setiap muslim pasti memiliki mushaf Al-Qur'an dirumahnya. Entah itu mushafnya dibaca, atau bahkan mushafnya dibiarkan saja tidak dibaca. Maka beruntunglah bagi yang rajin membaca Al-Qur'an, sebab Allah Subhanahu wa ta'ala telah berfirman : 

              الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29)       
                                   لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ   فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ  (30)  

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman bahwa orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur'an), maka orang tersebut mengharapkan perniagan yang tidak akan merugi. Lalu, dimanakah letak perniagaan yang tidak akan merugi tersebut ? Berapakah ganjarannya ? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
  « عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم  « مَنْقَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ 
                             « بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ   

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

         عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ
                           ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).

Ma Syaallah, betapa beruntungnya orang yang senantiasa membaca Al-Qur'an. Ganjaran dari membaca satu huruf saja mendapatkan 10 kebaikan.

                      يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
\
Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al-Qur’an nanti, ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya! Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).” HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Hibbân.

Lihatlah, dengarkanlah wahai umat muslim. Betapa beruntungnya orang yang kebiasaannya membaca Al-Qur'an, bahkan sampai menghafalnya. Bukan hanya 10 kebaikan saja  yang mereka dapatkan dari satu hurufnya. Melainkan mereka juga akan masuk surga sesuai dengan banyak ayat yang mereka baca atau hafal. Wahai sahabatku, bukalah mushaf Qur'anmu. Bacalah mushaf itu, sampai kau lelah saking lamanya kau berinteraksi dengan mushaf Quranmu. Hingga kau tertidur lelap, sampai kau terbangun tengah malam mendengar lantunan rindu dari mushaf Qur'anmu. Jangan sampai kau menyia-nyiakannya hingga membuat mushaf Qur'anmu tergeletak di lemari bagai pajangan saja.

Kita tahu bagaimana orang yang telah dekat dengan Al-Qur'an. Lalu, bagaimanakah jika kita dirumah mendapati mushaf Qur'an yang sudah usang, robek bahkan rusak. Hingga tulisannya sudah tidak bisa terbaca di tiap ayatnya. Apa yang harus kita lakukan jika kita memiliki mushaf Qur'an yang sudah rusak ?  

Ulama berbeda pendapat akan hal ini. Mengenai perlakuan yang harus dilakukan pada mushaf atau lembaran Al-Qur'an yang robek atau koyak (rusak). Tidak sedikit dari ulama yang berdapat bahwa mushaf yang rusak sebaiknya dibakar agar tidak mendapat perlakuan yang tidak pantas, seperti terinjak. Hal ini berdasarkan perintah sahabat Utsman bin Affan ra. untuk membakar mushaf selain mushaf yang telah beliau salin.

                                     وَأَمَرَ بِمَا سِوَاهُ مِنَ القُرْآنِ فِي كُلِّ صَحِيفَةٍ أَوْ مُصْحَفٍ أَنْ يُحْرَقَ
                                                                                
"Dan beliau memerintahkan Al-Qur’an yang lainnya dalam setiap lembaran atau mushaf untuk dibakar" (HR. Bukhari no. 4987)  

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani mengutip riwayat bahwa tindakan yang dilakukan oleh sahabat Utsman bin Affan ra. tidak diingkari oleh satu orang pun. Beliau mengutip juga pendapat dari Syaikh Ibnu Al-Batthal bahwa hadits tentang ini menjadi dalil kebolehan untuk kitab-kitab atau lembaran yang didalamnya terdapat nama Allah dengan tujuan memuliakan dan menjaganya dari terinjak-injak kaki.

Imam Ibnu 'Athiyyah berpendapat bahwa sebaiknya mushaf dibasuh dengan air daripada dibakar. Sementara Al-Qadhi Iyadh menyatakan pendapat bahwa mushaf dibasuh dengan air lalu dibakar, agar lebih sempurna dalam menghilangkannya.

Adapun ulama-ulama madzab Hanafi, saling berbeda pendapat. Imam Badruddin Al-'Aini berpendapat bahwa mushaf yang rusak dan sekiranya tidak dapat dipakai, mushaf tersebut dikubur di tanah yang suci dan jauh dari pijakan manusia. Sedangkan Syaikh Mulla Ali Al-Qari' (ulama madzab hanafi) berpendapat bahwa mushaf yang dibasuh dengan air, maka air basuhan itu sebaiknya diminum karena bisa menjadi obat dari segala penyakit. Namun, Syaikh Abdurrahman Al-Mubarakfuri menyebutkan bahwa membakar mushaf lebih protektif (melindungi) kemuliannya daripada menguburnya. Oleh karena itu sahabat Utsman bin Affan ra. memilih untuk membakarnya.
  
Ensiklopedia Fikih Islam Kuwait, menuliskan bahwa menurut madzab Hanafi dan Hanbali mushaf yang rusak sebaiknya dibungkus kain putih lalu dikubur. Sebagaimana seorang muslim meninggal dunia untuk memuliakannya. 

Madzab Hanafi mengharamkan membakar mushaf, Imam An-Nawawi memakruhkan membakar mushaf. Madzab Maliki membolehkan bahkan terkadang wajib membakar mushaf untuk menjaga kemuliaan msuhaf dari terinjak-injak.

Pendapat lain madzab Syafi'i disampaikan oleh Imam Hajar Al-Haitami bahwa tidak makruh membakar mushaf untuk menjaga kemuliaan mushaf. Bahkan Imam Asy-Syarwani menambahkan bahwa membakar mushaf menjadi wajib jika itu satu-satunya cara untuk menjaganya. Syaikh Al-Bujarami berpendapat bahwa membakar mushaf lebih baik daripada membasuhnya dengan air jika air basuhan tersebut jatuh ke tanah.

Al-Qur'an adalah kalamullah yang mulia yang wajib dijaga kemuliannya dari perlakuan yang tidak pantas. Ketika ada mushaf yang rusak, maka ia wajib diperlakukan yang baik untuk menghindarkan perlakuan yang tidak pantas seperti terinjak-injak. Para ulama mengemukakan tiga pendapat yang dapat dipakai. Pertama, yaitu membakarnya sebagaimana yang dilakukan sahabat Utsman bin Affan ra. Kedua, yaitu membasuhnya dengan air agar tulisan luntur. Ketiga, membungkusnya dengan kain putih lalu dikubur layaknya manusia.

Para ulama berbeda pendapat mana yang lebih utama. Namun, hal ini perlu dicatat bahwa membasuh mushaf yang rusak dengan air, tentu tidak berlaku bila tulisan menempel kuat dikertas. Seperti mushaf cetak. Untuk itu, tindakan tersebut bisa dipilih dengan membakar atau menguburnya dengan kain putih.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Post a Comment

1 Comments