Di
dalam kitab Al Hikam karya Ibn Atha’illah yang pernah ditelaah dan menjadi buku
oleh Jasser Auda dengan judul Spiritual Journey (28 Langkah Meraih Cinta
Allah), terdapat sebuah penjelasan tentang do’a sebagaimana dalam bukunya,
Cara
terbaik untuk meminta kepada Allah adalah melalui ekspresi penderitaanmu. Dan cara
paling cepat untuk mendapatkan anugerah-anugerah ketuhanan adalah melalui ekspresi
rendah hati dan rasa butuh kepada-Nya.
Begitulah
kalimat Ibn Atha’illah dalam kitabnya Al Hikam. Di dalam kalimat tersebut lebih
ditekankan bagaimana ekspresi hati kita ketika akan berdo’a, bukan terkait tatacara
kita berdo’a. Seperti sama halnya dalam firman Allah dalam Qur’an surah An-Naml
ayat 62 yang menjelaskan kepada kaum musyrikin bahwa ketika mereka dalam
keadaan bahaya menderita dan dengan ikhlas memohon kepada Allah atas
pertolongan-Nya, maka Allah akan mengabulkan do’a mereka. Kita dapat memahamio
bahwa kaum musyrik saja ketika menderita dan memohon pertolongan dengan penuh
rasa ikhlas, lantas bagaimana seorang mukmin meminta pertolongan kepada Allah
maka akan sangat wajar Allah mengabulkan permintaan tersebut.
Do’a
orang menderita akan lebih cepat dijawab oleh Allah, apalagi semisal ketika
kita meminta bantuan terhadap manusia dan tidak ada satupun yang bisa membantu
maka percayalah dibalik penderitaan yang dialami serta do’a dan harapan yang
ikhlas yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan do’a kita. Tidak hanya tentang
materi, berdo’a atau meminta kepada Allah bisa dalam hal keimanan. Cara terbaik
untuk memohon hal tersebut agar dibimbing atas keimanan adalah dengan melalui
keadaan menderita, merasa butuh, rendah hati, dan berharap kepada rahmat-Nya. Hal
ini banyak dilakuakan oleh Rasulullah SAW. dengan sangat baik dalam
situasi-situasi yang berbeda.
Wallahu
‘alam bishawab.
0 Comments