Jangan lupa untuk berbakti kepada orang tua |
Di dalam buku Ensiklopedia Hadits-Hadits
Adab Imam Bukhari yang ditakhrij oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dan
Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi’ Bab IV tentang Berbakti Kepada
Kedua Orang Tua Sekalipun Keduanya Berbuat Zhalim, terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas sebagai berikut:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: مَا مِنْ مُسْلِمِ لَهُ والِدَانِ مُسْلِمَانِ
يُصْبِحُ اِلَيْهِمَا مُحْتَسِبًا اِلاَّ فَتَحَ لَهُ اللّهُ بَابَيْنِ يَعْنِى
مِنَ الْجَنّةَ وَاِنْ كَانَ وَاحِدٌ فَوَاحِدٌ. وَاِنْ أَغْضَبَ اَحَدُهُمَا لَمْ
يَرْضِ اللّهُ عَنْهُ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ. قِيْلَ وَاِنْ ظَلَمَاهُ قَالَ
وَاِنْ ظَلَمَاهُ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Tidak
ada seorang muslim pun yang masih memiliki kedua orang tua yang muslim dan
selalu berbakti kepada keduanya, kecuali Allah akan membukakan baginya dua
pintu surga. Bila orang tuanya tinggal seorang, maka yang dibuka (pintu surga) juga
satu. Dan apabila ia membuat marah salah satu dari keduanya, maka Allah tidak
akan meridhainya sampai orang tuanya itu meridhai (memaafkan)nya." Lalu
ada yang bertanya, "Walaupun keduanya berbuat dzhalim terhadapnya?" Ia
berkata, "Walaupun keduanya berbuat dzhalim terhadapnya.”
Berdasarkan hadits tersebut bahwa ketika orang tua dzalim, kita sebagai anak masih memiliki kewajiban untuk berbakti kepadanya. Tetaplah berbuat baik sekalipun orang tua kita melakukan segala bentuk kedzaliman dan kita jangan sampai mengikuti hal buruknya.
Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA. dalam sebuah ceramahnya mengatakan bahwa anak memiliki kewajiban berbakti kepada orang tuanya selama orang tua tersebut tidak menyuruh ke dalam hal-hal yang tidak diridhai Allah. Kemudian wajib untuk memenuhi segala kebutuhan orang tua selama kita sebagai anak masih bisa dan mampu untuk memenuhinya serta tidak membahayakan diri kita sendiri. Sama halnya dengan orang tua yang berbuat dzalim selama tidak menyuruh kepada kemaksiatan kita harus tetap berbakti kepadanya.
Seperti kisah Sa'ad bin Abi Waqash yang dikenal dengan kebaktiannya terhadap ibunya di Makkah waktu itu, walaupun ibunya sendiri menyuruh dengan cara memaksa Beliau untuk keluar dari agama Allah sampai-sampai ibunya melakukan mogok makan dengan tujuan agar orang-orang mencela anaknya sendiri yaitu Sa'ad sebagai pembunuh ibunya sendiri yang membiarkan ibunya mogok makan sehingga meninggal. Sa'ad berkata "Wahai ibu, andaikan engkau memiliki seratus nyawa, kemudian nyawa tersebut satu persatu keluar, Aku tidak akan meninggalkan agama Muhammad dan silahkan ibu makan atau tidak makan (itu urusan ibu)" Akan tetapi Sa'ad masih tetap dengan segala ketaatannya terhadap kewajiban Sa'ad kepada ibunya, sekalipun ibunya tersebut berbuat dzalim yaitu tetap mendampinginya.
Berusahalah mengingatkan atau menasihati orang tua ketika melakukan amalan yang tidak diridhai Allah dengan cara yang lemah lembut.
Wallahu ‘alam bishawab.
0 Comments