Aku Rasuli, Bukan Salafi

Kritikan terhadap jamaah salafi talafi wahabi yang gemar mengkafirkan jamaah lain.
ilustrasi

bersamaislam.com - Terkadang pingin ketawa membaca logika anak Salafiy. Kok sampai koyo ngono ya...? Dibilang lugu, kasihan. Mau gimana lagi, nyatanya memang lugu. (Lugu apa bego?)
Pernah suatu saat anak Salafiy komentar kaya gini... "Kalian jangan mencela Salafi. Itu sama saja kalian mencela Salaf."

Nih bocah ngomong apa sih. Keluar dulu gih dari tempurungnya. Sadar oi, ente itu Salafiy, bukan Salaf. Salaf kok main HP!

Seandainya dengan sebuah nama seorang bisa selamat, tentu Muhammad tetangga sebelah adalah orang yang paling layak masuk syurga. Ia ngga?

Apa kata si Muhammad? "Lo ikut kajian Salafiy baru dua bulan sudah belagu; ngarasa diri sebagai Salaf. Gua dari aqiqahan dikasih nama Muhammad ngga ngrasa diri sebagai Nabi Muhammad."

Lagian kalau mau eyel-eyelan kaya anak kecil, ngapain ikut Salaf kalau ada Rasul. logikanya kan kaya gitu. Gimana kalau yang lain kasih nama pengajiannya dengan nama "Rosuliy; pengikut Rasul".

Ustadnya dipanggil "Ustadz Rosuliy", warganya disebut "Rosuliyun". Ntar kalau ustadz Salafi debat dengan usatadz Salafiy, tinggal ngomong, "Ente mau ikut Salaf atau mau ikut Rasul"

Jamin dah, menang terus...

Emangnya Lo pikir, Lo doang yang bisa pukil? Masih kurang? Kita carikan dalilnya buat dukung branding Rasuliy... Emangnya Lo pikir, Lo ang yang hapal dalil?

Nih dananya.... Eh sorry, nih dalilnya:

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil Amri di antara kamu." (QS. An-Nisa’: 59)

Tuh kan, jelas-jelas Allah suruh ikut Allah, Rasul dan ulil amri orang beriman. Bukan disuruh ikut Salafi, apa lagi ikut ulil amrinya Salafiy. Mau nglawan? BID’AH ente...!

Gimana... Mau ikut Rasul atau mau ikut Salafiy?


NB: Tulisan ini hanya sindiran ringan. Anak lugu tidak akan memahaminya.


Penulis: Sahlan Ahmad