Salut! Pramuka Berhasil Tembus Myanmar untuk Bantu Rohingya

Pengurus Pramuka berhasil tembus wilayah Myanmar untuk bantu muslim Rohingya.
Kader Pramuka berhasil memasuki wilayah pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh

bersamaislam.com Rakhine - Pembantaian yang dilakukan oleh aparat Myanmar kepada minoritas muslim Rohingya di Myanmar menyisakan kesedihan bagi sejumlah organisasi. Peristiwa pembantaian tersebut menggerakkan hati nurani para pengurus organisasi kemanusiaan, salah satunya Pramuka. Dikabarkan sejumlah pengurus Pramuka berhasil memasuki wilayah Myanmar saat konflik sedang panas-panasnya.

Rohingya yang kembali tertindas menyisakan ribuan pengungsi yang menghuni sejumlah wilayah di perbatasan Banglades. Karena itu, Pramuka merasa memiliki peran agar pembantaian di Rakhine dapat segera dihentikan.

Karena rasa kemanusiaan itulah, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sudah berhasil menembus sejumlah wilayah pengungsian Rohingya dalam rangka menyalurkan sejumlah bantuan.

"Alhamdulillah, dengan nilai kemanusiaan dan pengamalan Dasa Dharma Pramuka, Pramuka mencoba untuk hadir langsung ke pusat pengungsian muslim Rohingya yang berada di daerah Sittwey Rakhine Myanmar," ujar pengurus Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana Eko Sulistio kepada media pada Sabtu (2/9).

Ia menyebutkan bahwa minoritas muslim Rohingya sudah mengalami berbagai kekerasan oleh aparat Myanmar. Diantaranya ratusan warganya dibantai dengan sadis serta ratusan rumah dibakar. Ia menjelaskan bahwa Pramuka sudah bertekad untuk menembus wilayah yang sangat beresiko agar bantuan kepada pengungsi bisa dapat disalurkan.

Pengurus Pramuka bersama para penduduk Rohingya

"Sangat sulit untuk menuju dan mendistribusi bantuan setelah konflik yang baru terjadi seminggu yang lalu. Kami berupaya untuk melihat situasi dan kondisi serta terus mengupdate berita di lapangan. Informasinya berasal dari mitra lokal, relawan lokal serta pekerja kemanusiaan yang berasal dari Turki, Prancis, Jerman, Australia dan Malaysia," ujarnya.

Ia melanjutkan bahwa pada Jumat (1/9) jam 06.00 waktu Myanmar, pengurus Pramuka mencoba untuk masuk ke sejumlah wilayah yang dihuni oleh pengungsi, diantaranya wilayah Shan Tho Lee Camp, Phia Lhe Song Village serta Lamache Village.

"Alhamdulillah ketiga lokasi tersebut di distribusi dengan aman dan lancar. Pendistribusian tersebut memang difokuskan untuk kebutuhan anak-anak di pengungsian," jelasnya.

Karena menurutnya, lanjutnya, anak-anak adalah kelompok umur yang paling mudah terdampak dari konflik. Mereka, jelasnya, sangat mudah mengalami berbagai penyakit serta kekurangan gizi dari ekses konflik yang tiada henti.

"Disini sangat banyak anak-anak yang tidak mengenakan berpakaian. Mereka mengalami trauma, susah dalam akses untuk ke sekolah, susah bermain, hingga peliknya masalah akses kesehatan yang memadai," ujarnya.