 |
| unggahan Stefanus yang dianggap menyudutkan muslim Rohingya |
bersamaislam.com Jakarta - Warganet sempat dibuat geram oleh sebuah video wawancara pengungsi Rohingya oleh reporter stasiun televisi TVOne yang diunggah oleh seorang Ahoker (pendukung Ahok) yang bernama Stefanus Robby Cahyadi G di akun facebooknya. Dalam unggahannya tersebut ia menyebutkan bahwa tak pantas dibantu karena tidak tahu balas budi. Usut punya usut ternyata video tersebut telah dipotong sehingga membuat inti dari wawancara tersebut terbelokkan. Klarifikasi tersebut diungkapkan oleh reporternya sendiri bernama Leo Galuh yang ternyata tidak lagi bekerja di TVOne.
 |
| unggahan boneka Ahok di linimasa Stefanus |
Menurutnya, video peliputan pengungsi Rohingya yang dilakukan pada bulan Mei 2015 tersebut telah dipangkas hingga menjadi 1 menit 3 detik. Ia menjelaskan bahwa pengungsi Rohingya bernama Saleem tersebut senang karena warga Indonesia bersedia menampung mereka. Namun ada sebuah salah satu pernyataan Saleem membuat netizen geram yaitu terkait nilai tukar uang di Indonesia yang menurutnya kecil sehingga ia punya impian untuk ke Amerika disana kesejahteraannya lebih baik.
 |
| Salah satu status Stefanus |
Leo pun mengklarifikasi disinformasi atas video tersebut yang diunggah oleh seorang pendukung Ahok bernama Stefanus Robby Cahyadi G. Video yang diunggah Stefanus pada Kamis (14/9) tersebut dianggap telah memuat unsur disinformasi dan penghasutan atas eksistensi muslim Rohingya di Indonesia.
 |
| salah satu unggahan Stefanus |
Berdasarkan pengalaman Leo yang pernah bergaul dengan pengungsi Rohingya di Aceh selama hampir satu bulan, tidak pernah sekalipun mereka menyebutkan bahwa Indonesia itu negara miskin dan bahkan muslim Rohingya sangat berterima kasih atas kebaikan warga Indonesia khusunya kemuliaan hati masyarakat Aceh.
 |
| unggahan fotonya sendiri di facebook |
Karena itu, Leo menganggap oknum yang memotong video tersebut tidak paham fakta di lapangan, sehingga menambah opini pribadi yang tidak tepat. Ia juga berharap netizen bisa memahami konteks secara utuh dan bukan sepotong-sepotong.
