PM Inggris: Serangan Terhadap Muslim adalah Terorisme

PM Inggris Theresa May sebut serangan terhadap muslim adalah bentuk terorisme.
Perdana Menteri Inggris Theresa May 

bersamaislam.com London - Serangan terhadap warga muslim Inggis yang terjadi pada Senin (19/6), yang dilakukan oleh seorang warga Inggris yang berusia setengah baya dengan menabrakkan mobil minibus sewaannya ke kerumunan pejalan kaki jamaah shalat tarawih di luar Masjid Finsbury Park di London Utara. Teror tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan 10 orang jamaah luka-luka. Beberapa jam setelah kejadian, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengunjungi mesjid tersebut untuk menyampaikan rasa belasungkawa. Ia menyebutkan bahwa serangan tersebut merupakan bentuk terorisme terhadap warga muslim.

"Pada pagi ini negara kita terkejut oleh berita tentang serangan terorisme di jalan-jalan ibukota kita. Ini kejadian kedua dalam bulan ini. Kejadian ini bahkan lebih mengesalkan daripada sebelumnya," tegas Theresa May.

Polisi setempat akhirnya berhasil mendeteksi seorang tersangka yang berusia 47 tahun. Ia ditangkap karena percobaan pembunuhan dan perencanaan aksi terorisme.

Petugas di tempat kejadian menggambarkan kejadian tersebut sebagai insiden teroris yang mengerikan. Bahkan, seorang pria yang menjadi korban luka-luka akhirnya tewas beberapa saat setelah serangan tersebut.

Pernyataan Theresa tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa semua serangan terhadap warga sipil yang tidak berdosa adalah bentuk terorisme. Walaupun biasanya kata tersebut dipakai untuk menyebutkan pelaku yang berasal dari ekstrimis yang mengaku beragama Islam.

Pernyataan ini juga bertentangan dengan obsesi Presiden AS Donald Trump yang hanya setuju dengan satu bentuk terorisme, yaitu serangan yang dilakukan oleh para penganut Islam radikal.

Para pengamat menganggap mengapa PM Inggris berbeda sikap dengan AS adalah karena Inggris memiliki pengalaman yang baru dengan sebuah konflik. Contohnya seperti yang terjadi di Irlandia Utara, di mana lebih dari seribu warga sipil dibunuh oleh teroris yang beragama selain Islam.

Setelah kejadian tersebut, pihak berwenang Inggris mengakui bahwa terorisme adalah taktik dan kejahatan yang tidak ada sangkut paut dengan salah satu agama atau etnis.