Curhat Anggota Banser Ini Bikin Netizen Tersadar

Curhat salah satu anggota Banser di salah satu grup facebook Muslim Cyber Army
Banser

bersamaislam.com Jakarta - Salah satu anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama) menyampaikan curahan hati (curhat) di salah satu grup facebook Muslim Cyber Army pada Jumat (2/6). Badan organisasi yang merupakan badan otonom NU dari GP Ansor tersebut diketahui bertugas untuk pengamanan dan menjalankan misi kemanusiaan di berbagai daerah di Indonesia.

Namun sejumlah pihak menganggap Banser sering memusuhi sesama muslim dan membela non muslim. Karena itu, pria yang tidak disebutkan namanya tersebut meminta untuk tidak menyamaratakan semua anggota Banser karena pihak internal mereka sedang membenahi diri dari agen-agen liberal yang merusak citra organisasi tersebut. Spontan tulisan tersebut membuat sejumlah netizen tersadar dan berharap Banser kembali ke jalan yang semestinya.

Berikut isi curhat tersebut.

"Assalamualaikaum wr wb, Sy muslim ahlusunnah wal jamaah dari ormas NU...tolong jgn mengolok2 dan menyamaratakan semua anggota anggota banser,...memang ormas kami ada sebagian yg terpengaruh untuk memusuhi sodara muslim sendiri....kami banser yg masih waras tidak setuju dgn beberapa anggota banser yg mau di pengaruhi untuk memusuhi sodara muslim atas nama toleransi dan kebhinekaan secara keliru....kami paham batasan toleransi yg benar ...mana kafir dzimmy ( kafir yg harus di jaga dan di lindungi ), mana kafir harby ( kafir yg memusuhi islam) dan mana sodara se aqidah...kl ada yg memprovokasi banser tidak pro perjuangan islam jangan terpancing, itu hanya adu domba....
Kenapa kami tidak mau meninggalkan NU meski NU sudah di susupi oknum2 ?.....krn kami mencintai NU, NU adalah jiwa kami....jika orang2 seperti kami hengkang dari NU maka NU akan mutlak jatuh ketangan liberal.....kami tidak rela melihat jutaan warga nahdlyin seluruh indonesia di manfaatkan oleh oknum2 di pengurusan NU,...ingat kawan, NU adalah ormas islam terbesar di indonesia, suaranya sangat berpengaruh untuk kontrol pemerintahan, jangan sampai suara yg sangat besar di kuasai oknum secara permanen...... jalan satu2nya kami harus tetap bertahan di NU dan merebut kembali kepengurusan...
Intinya tolong fokus saja dalam perjuangan islam, jgn terprovokasi untuk menghabiskan energi memusuhi banser....biar kami di internal NU yg berjuang bersih2 kepengurusan NU....kami diam, bukan berarti tidak bergerak dalam internal NU, perjuangan kami di tempuh secara legal yaitu nnti saat muktamar....hanya butuh wkt dan doa...semoga penjelasan sy bisa di fahami....tks."

Tulisan tersebut mendapat respon dari sejumlah netizen.

"Saya tidak memusuhi saudara ku di NU yang aqidah nya benar dan tidak pula menutup mata dengan perjuangan saudara saudara ku di tubuh NU rebut kembali kemulian NU saudara saudara ku," tulis salah satu netizen bernama Ahmad.

"Aamiin semoga saudara kami di Banser dan NU pada umumnya segera diberihkan dari penyusup liberal.. dan kembali ke Nu Hasyim Asy'ari yang lurus," ujar Danady Aksa.

"Saya cinta NU ,cinta ulama,cinta NKRI dan cinta kaum muslimin yg lain yg berbeda harakah..karna islam satu raga satu jiwa..dalam satu raga dan satu jiwa terbagi beberapa bagian,,yaitu tangan,kaki,kepala,dada,dan lainnya ...jdi satu anggota kita luka maka smua anggota ikut merasakanya ..dan begitu pula salasatu anggota tubuh kita bermasalah,harus di obati pabila sdh tdk bsa maka di amputasi itu lebih baik..Salam ukhuwah persaudaraan dri Kami NU untuk semua saudaraku dri semua harakah..," ungkap Badrul Huda.

"Jangan mau dikotak2an ,kita semua bersaudara dlm satu aqidah..Utamakan persatuan dan kesatuan umat,jgn mdh dipecah belah," ujar Ris Andrianto.

"Saya dukung persatuan muslim, berjuang melawan propaganda musuh, untuk kemajuan dan kesejahteraan umat muslim.. Semoga Allah meridhoi..," kata Bang Achsan.

"Setuju perbaiki NU Banser dan Ansor dari dalam aku yakin akan bisa menjadi NU Aswaja Garis Lurus. Gak semua Banser Ansor NU seperti yg kata berita masih ada yg bagus....
Do'aku menyertai perjuanganmu menegakan kebenaran," harap H Mustofa.