Habib Rizieq Selamatkan Gadis Kami

Habib Rizieq saat Aksi 212 (kiri), Habib Rizieq saat masih muda (kanan)

bersamaislam.com - Tahun 99 akhir, saya masih muda belia ditugaskan di Anyer, Serang, waktu itu masih Jawa Barat, sebagai kepala puskesmas di salah satu kecamatan di sana.

Sebagai anak muda yang visioner, bukan REAKSIONER lho, saya membuat semacam tour of duty di lingkup puskesmas. Sehingga tiap-tiap petugas mendapat pengalaman bekerja di berbagai divisi.

Termasuklah saya, yang saban rabu ambil jatah dinas di balai pengobatan. Mungkin karena saya waktu itu mengawali debut saya di PKM dengan penyuluhan kesehatan reproduksi, saban rabu balai pengobatan PKM kami banyak didatangi wanita-wanita (saya gak mau bilang mereka gadis-gadis), yang Astaghfirullah, mengeluhkan gangguan kelamin alias STD.

Well, saya harus mahfum, sebab wilayah wisata, meski saya tidak bisa klaim in general. Memang masih banyak menyediakan layanan prostitusi alias pekerja seks komersila eh komersial.

Namun yang membuat sesak dada saya, adalah tamu-tamu gadis muda belia, umur belasan tahun yang datang denga gonorrhea dan chlamydia (sebagian besar).

Waktu itulah saya berkenalan dengan yang namanya "transaksi me**k" (maaf). Yakni, seorang gadis muda ini menjual dirinya sebagai pekerja seks dengan imbalan NARKOBA. Sedih gak lu? Saya menangis, waktu itu.

Sebab saya mantan reporter Media Aesculapius selama bersekolah di FKUI yang tercinta, jiwa investigasi saya muncul.

Dan saya ketemu fakta ini, bahwa di awal, ABG-ABG yang awalnya ini masih sekolah di SD atau SMP, ditawarkan oleh bandar menyicip narkoba secara GRATIS.

Lama kelamaan, ketika mereka mulai ketagihan, mereka tidak lagi bisa mendapatkan gratis, mereka harus BAYAR. Dan lama kelamaan, harganya makin naik (kayak TDL n BBM lah).

Mereka gak mampu dong, orang miskin (pinjam istilah adik sejawat saya yang merasa kaya) gitu loh. Apa yg berlaku? Mereka ditawarkan jadi pekerja seks komersial alias pelacur anak-anak. Dengan imbalannya adalah NARKOBA yang mereka perlukan.

Nyesek ya, nangis yuk.

Saya paniklah dengar cerita itu. Saya mulai mendatangi ibu-ibu pengajian mingguan, bapak Lurah dan pak Camat, pak Danramil, pak Kapolsek, mengadu.

Ini musti diapakan?

Tapi apa lacur, si pemilik klub yang mempekerjakan adik-adik ABG saya ini, terlalu kuat. Tak ada yang bisa menghentikan dia.

Makin hari penderitaan makin bertambah, lebih berat daripada kisah orang Lebak di jaman VOC, seperti yg saya baca di Max Havelaar karangan Multatuli.

Saya hanya bisa mengiris hati, saat itu.

Sampai suatu hari, saya melihat puluhan lelaki bergamis putih dan bersorban datang terburu-buru ke klub itu. Mereka berdiskusi sesuatu dengan pengelola klub. Dan tiba-tiba, bbhuaaar, klub dibakar.

Setelah rata dengan tanah, lelaki bergamis pergi.

Saat itulah saya tau, bahwa yang memimpin lelaki-lelaki bergamis putih itu adalah Habib Rizieq.

Beliau pasti masih muda juga saat itu ya? Klub itu sempat dibakar 3 kali, setelah dibangun lagi oleh yang empunya 2 kali lagi pasca pembakaran.

Setelahnya sampai hari ini, tinggal tanah seonggok saung yang bisa dipakai untuk melihat sunset di sore hari di pulau Sangiang yang misterius.

Beberapa saat pasca pembakaran, saya dengar Habib ditembak, mobilnya ditembus peluru beberapa lubang namun Alhamdulillah beliau selamat.

Sejak hari itu, saya jatuh cinta pada Habib Rizieq sebagai pejuang kebenaran, serta siapa pun pria bergamis dan bersorban yang mengikuti jalan beliau.

Beliau menyelamatkan gadis-gadis kami dari perkosaan dan penistaan yang biadab. Dilakukan oleh orang-orang dewasa berakal dan sadar.

SAMPAI HARI INI, SAYA TIDAK PERNAH PUNYA RASA TIDAK SUKA SEDIKIT PUN PADA BELIAU.

Bayangan kejadian pembakaran klub maksiat itu masih terus saya liat, dan saya masih ingat gadis-gadis yang menderita lahir dan batin, dan ada seorang lelaki yang BERANI MATI menyelamatkan mereka.

Dan saya pasti tersinggung dan sakit hati, kalau ada orang yang berghibah tentang Habib apalagi memfitnah Habib.

Setelah kejadian Anyer, segala sepak terjang Habib adalah baik di mata saya.

Menghentikan kezhaliman bukan hal yg mudah, dibutuhkan keikhlasan yang luar biasa dan Alhamdulillah, Habib Rizieq dianugerahi itu.

Ada yang bilang Habib takut dipenjara, takut sama polisi? Ketawa ah. Masa? Mati aja beliau berani, dan itu sudah beliau buktikan beratus kali. Kita pernah buktikan apa kah?

Apakah Habib berambisi jadi penguasa?

Alhamdulillah, teman tidur saya mantan tetangga Habib dulu di Petamburan. Kekasih saya ini bilang "Dia itu anak SMP Bethel, kalau Jum'at jualan parfum dan peci di masjid, rumahnya selalu dipakai untuk pengajian, He he... pasti gak minat beliau dengan kekuasaan kan?

Saya gak cerita ini supaya kamu-kamu yang anti Habib trus jadi senang sama Habib. Beliau gak butuh kamu-kamu dan saya.

Beliau bersama Allah dan itu sangat cukup.

Hanya kamu-kamu, kalau ngaku punya akal dan (merasa) sekolah tinggi, kalau benci dan mau fitnah ya kira-kiralah, jangan kayak kentut aja!

Sebagai closing, Habib itu gak perlu selingkuh untuk dapat perempuan. Islam menghalalkan poligami (dan saya salah seorang pendukung poligami) dan perempuan yang ingin dinikahi Habib itu banyak, Ngapain repot-repot bikin dosa. Yang mau fitnah, mikir ya, pake akal. Kalau gak bisa mikir, ga usah ngaku sebagai dokter!


Penulis: RK Hasibuan (Dokter Ahli Neurologi di Rumah Sakit Qadr Banten)