Kinerja Bagus, Direktur Berjenggot Alumni 212 Ini Malah Dipecat

Pemecatan Direktur BNI Syariah disinyalir karena Ia ingin memperbaiki sistem bank agar bebas dari riba.
Imam Teguh Saptono

bersamaislam.com Jakarta - Pejabat di kursi direktur utama dan direktur bisnis BNI Syariah diganti jabatannya oleh para pemegang saham BNI Syariah. Keputusan tersebut diambil setelah diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada Kamis (23/3). Direktur Utama yang diganti tersebut bernama  Imam Teguh Saptono. Pria berjenggot dan pernah menjadi peserta aksi bela Islam 212 tersebut diakhiri masa tugasnya sesuai dengan hasil rapat RUPS-LB. Namun, para pemegang saham tidak menyebutkan alasan penggantian jabatan tersebut. Padahal dari segi bisnis, BNI Syariah sedang mencatat kinerja yang baik. Contohnya, capaian laba tumbuh 21,38% menjadi Rp 277,37 miliar per akhir tahun 2016. Ini lebih meyakinkan dibanding posisi Rp 228,52 miliar pada akhir tahun 2015 lalu. Ketidakjelasan penggantian jabatan tersebut memunculkan isu baru di dunia media sosial. Sejumlah netizen mengganggap pencopotan tersebut dilakukan pemilik modal karena sang direktur selama ini berusaha untuk memurnikan sepenuhnya sistem di bank syariah tersebut.

Sumber info tersebut didapat tulisan di laman Facebook salah seorang netizen bernama Muhammad Rosyidi Aziz. Tulisan yang ditulis pada Kamis (23/3) tersebut menjadi viral setelah mayoritas netizen mempertanyakan alasan pemecatan Direktur Utama BNI Syariah yang mendadak dan tanpa alasan yang jelas.

Dalam tulisannya, ia menyebut bahwa sang Direktur adalah salah seorang alumni IPB yang juga alumni aksi bela Islam 212.

"Beliau adalah Bapak Imam Teguh Saptono. Salah seorang alumni IPB serta pejuang Al-Maidah Spirit 212. BNI Syariah di bawah kepemimpinan beliau telah banyak melakukan terobosan, termasuk bagian muamalah, diantaranya:

- Berhasil menghapus denda keterlambatan karena menurutnya denda finansial hukumnya riba

- Selalu mengkampanyekan Riba Amnesty

- Merupakan pengagas Griya Swakarya dalam akad bisnis property dengan para developer

Kebijakan-kebijakan tersebut sangat mungkin membuat gerah pihak tertentu," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengutip pesan dari Imam Teguh Saptono kepada para netizen.

"Para sahabat syurga. Per hari ini amanah saya sebagai Dirut BNI Syariah sudah berakhir. Sebagai konsekuensi dari keberpihakan yang tak mungkin saya hindari. Semua normal tidak ada yang aneh karena memang BNISy mungkin belum menjadi milik umat. Saya mohon maaf bila ada kesalahan selama menjabat di BNISy," ujarnya.

Seperti ditulis dalam web resmi BNI Syariah, Imam Teguh Saptono merupakan pria yang lahir di Jakarta tahun 1969 dan menjabat sebagai Direktur Utama BNI Syariah sejak 2016. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Direktur Bisnis sejak tahun 2012.

Ia mendapat gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1992 dan Magister Manajemen Agri Bisnis dari IPB pada tahun 1994. Dia kemudian  memperoleh gelar Doktor dalam bidang Manajemen Bisnis di Institut Pendidikan Bogor (IPB) pada tahun 2011 silam.