Mesjid di Jakarta Tolak Mandikan Jenazah Pendukung Penista Islam

Mesjid di DKI Jakarta tegaskan tidak memandikan jenazah bagi para pendukung terdakwa penista agama Basuki Tjahaja Purnama.
Salah satu mesjid yang tegaskan tidak akan memandikan jenazah pendukung penistaan agama

bersamaislam.com Jakarta - Sejumlah pengurus mesjid di DKI Jakarta menegaskan tidak akan membantu prosesi pemandian jenazah bagi para pendukung terdakwa penista agama Basuki Tjahaja Purnama. Penegasan tersebut diwujudkan dengan dipajangnya sejumlah spanduk di beberapa mesjid yang berisi keputusan tidak akan memandikan jenazah para penista agama. Kabar tersebut tersebar hingga heboh di dunia maya. Beberapa mesjid yang memajang spanduk tersebut antara lain Mesjid Jami' Al-Hikmah, Mesjid At-Tawwab Cakung Barat, Masjid Al-Jihad Setiabudi Jakarta, Masjid At-Taqwa Pasar Manggis, Masjid Mubasyirin Karet, Masjid Al-Ikhlas Karet Setiabudi, serta sejumlah mesjid lainnya yang tersebar di seluruh Jakarta.



Aksi penolakan tersebut menurut pengurus mesjid didasari oleh firman Allah SWT dalam Al-Qur'an.

"Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik." (QS. At-Taubah ayat 84).



Aksi penentangan tersebut dikecam oleh Wakil Ketua tim sukses pasangan calon gubernur DKI Jakarta Ahok dan Djarot bernama Wibi Andrimo. Ia  mengaku sudah melihat spanduk yang dipajang di sejumlah masjid yang berisi penolakan untuk memandikan dan menyalatkan jenazah warga setempat yang mendukung Basuki di pilgub mendatang.

"Udah tahu. Saya liat di medsos. Sedih banget. Kalo ada orang berduka trus membutuhkan bantuan dan masjid menolak memandikan jenazah dan lain-lain itu namanya sudah gila," ujar Sekretaris DPW Partai Nasional Demokrat DKI Jakarta tersebut pada Jumat (24/2).

Sejumlah kabar beredar melalui media sosial bahwa penolakan tersebut benar adanya.

"Hari ini di Kelurahan Karet ada Muslim pendukung ahok meninggal dan beberapa mesjid disini serius tidak mau sholatin. Isteri pak mardi namanya ibu yanti almarhum meninggal dunia alamat RT 9 RW 8, Lenteng Agung. Para ustad dan ustadzah, salah satu satunya ustadz Robin tdk mau mandi in serta sholat in jenazah, karena almarhumah pendukung ahok. Warga yang menolak tidak bisa dipaksa, ada baiknya pihak keluarga coba meminta tolong dari sesama pendukung kotak kotak.. Semoga dapat membantu," ujar Mimin dalam komentarnya.



Penolakan tersebut mendapat respon dari sejumlah netizen.

"Astaghfirullah,,, begitu kerasnya hukuman Allah bagi ornag2 munafik, Semoga kita terhindar dari azab Allah, aamiin ya robbal alamiin," tulis salah satu netizen bernama Yati Arminareka.

"Jika sudah disholatkan oleh umat kotak2 yg lain, kewajiban yg tidak mau kan sudah gugur. Lagi pula orang yang menyerupai, sudah dapat dianggap bagian dr kaum itu," ujar Busri Octavian.

"Sdh di ingatkan berkali kali, para ulama sdh mengimbau utk tdk memilih pemimpin non muslim, tp tdk mau mengikuti. Malah merasa hebat dan melawan ulama dan menyerang balik ulama dgn jalan pikirannya sendiri dan paham kelompok yg mendukung kafir. Nah itu baru hukum dunia. Bgm hukum Allah dan bgm azab kubur?," tanya John Teo.

"Makanya kalau Al Qur'an sudah melarang pilih pemimpin kafir ya ikuti Al Qur'an kecuali kalau dia non muslim klo gk mau ikut seruan Al quran ya sudah klo mati pun ikut saja si kotak2 dan suruh si kotak2 shalatkan," ungkap Sri Endah Eneng.

"Fardhu kifayah artinya kalau ada Muslim lain yang melaksanakan berarti mengugurkan kewajiban Muslim yg lain sehingga Tdk berdosa. Coba Saja dibawa jenazahnya ke Rumah lembang, siapa tau si Abu jandal AL boliwoodi bisa mensholatkan jenazahnya disana...So everyone happy deh," kata Rahmat.

"Itu bukan politik tp udah jelas di al-Qur'an (Qs.At-taubah:84) dan itu salah satu termasuk rukun iman dan umat islam wajib mengimani," jelas Darman Syach Zeppy Sutjipto.