Idul Adha, Pemerintah India Razia Nasi Biryani di Rumah Muslim

Saat Idul Adha di India, pihak aparat merazia rumah muslim yang memasak nasi Biryani yang berbahan daging sapi.
Nasi Biryani

bersamaislam.com New Delhi - Nasi Biryani yang merupakan hidangan khas Asia Selatan yang legendaris tiba-tiba menjadi masalah saat momen Idul Adha di negara India yang merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama hindu dan memuliakan sapi. Masakan yang terdiri dari daging dan nasi yang dimasak dengan rempah-rempah yang harum tersebut telah dilarang bila dicampur dengan daging sapi. Dengan datangnya perayaan Idul Adha, pihak aparat setempat mulai merazia rumah warga muslim yang memasak nasi Biryani yang berbahan daging sapi.

Terkait dengan protes para tokoh biksu Hindu setempat, akhirnya pihak berwenang mengumpulkan sampel biryani dari rumah-rumah dan toko-toko di kecamatan yang mayoritas muslim seperti Mewat. Mereka memeriksa apakah daging di dalam nasi Biryani terdapat daging sapi atau tidak. Para polisi mengatakan bahwa haram mengkonsumsi sapi dan ummat muslim di sana tidak boleh mengkonsumsinya. Hal tersebut akhirnya menjadi konflik terbaru di India yang disebabkan oleh masalah makanan yang mereka haramkan.

"Konflik tersebut bukan hanya seputar makanan. Makanan pada dasarnya ini adalah adat masyarakat. Anda menunjukkan keramahan melalui makanan. Anda juga dapat menghina seseorang melalui makanan." ujar seorang ilmuwan sosial bernama Shiv Viswanathan yang merupakan profesor di Sekolah Hukum Jindal Global Haryana seperti dilansir NPR pada Senin (12/9).

Karena itulah sebabnya pengawasan biryani di negara tersebut begitu ketat. Biryani merupakan makanan khas Muslim di sana. Makanan tersebut merupakan salah satu hidangan yang diperkirakan telah muncul beberapa abad yang lalu melalui Mughal yang merupakan seorang penguasa Muslim dari Persia yang memberi hadiah Taj Mahal kepada India dan mempopulerkan beberapa masakan ala muslim.

"Biryani adalah masakan yang dimasak bersama-sama, beras dan daging. Dulu masakan ini menjadi hidangan para tentara dan kerajaan. Anehnya daging sapi sangat sulit ditemukan di India," kata Nadim Amin, yang memiliki restoran Aminia di Kolkata yang telah berdiri sejak 1929.

Penggerebekan terakhir daging sapi biryani diperintahkan oleh Komisi Layanan Haryana yang mempunyai misi untuk menjaga kesejahteraan ternak. Hingga sekarang tersedia ada layanan telepon 24 jam yang dapat dihubungi untuk melaporkan insiden pembantaian sapi.

Sapi potong sangat ilegal di wilayah Haryana. Pada tahun 2015, pemerintah mengesahkan undang-undang yang menghukum pelaku pembantaian sapi dengan hukuman 10 tahun penjara. Lebih dari 20 negara bagian di India melarang penyembelihan sapi atau memakan daging sapi. Akibatnya ummat Islam, Kristen dan kasta rendah Hindu yang mengkonsumsi sapi sangat sulit menemukan daging tersebut. Sebagian besar biryani yang dijual di India dicampurkan dengan daging kambing atau ayam.

Masalah daging sapi tersebut bukanlah masalah kecil di India. Pada September 2015, massa di negara bagian Uttar Pradesh menganiaya seorang pandai besi Muslim karena kecurigaan mereka bahwa ia telah menyembelih anak sapi. Dia dan anaknya diseret keluar dari rumah mereka hingga ditendang dan dipukuli. Ia meninggal karena luka-lukanya namun anaknya selamat. Daging di kulkas mereka dibawa untuk diperiksa pihak forensik. Perdana menteri mengatakan kekerasan terkait daging sapi telah berlangsung selama berminggu-minggu setelah insiden tersebut.

Post a Comment

0 Comments