Tiga Hikmah Berharga Dalam Peringatan Isra' Mi'raj

Isra Miraj (img: viaberita)

bersamaislam.com - Isra Miraj menjadi satu peristiwa yang diperingati dalam agenda PHBI pemerintah. Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 27 Rajab 14 abad yang lalu, tergambar jelas pada surat Bani Israil. Yaitu saat Rasulullah SAW diperjalankan oleh Allah SWT dari masjidil haram di Mekkah menuju masjidil aqsha di Palestina, lalu naik ke langit di Sidratul Muntaha.

  Ø³ُبْØ­َانَ الَّØ°ِÙŠ Ø£َسْرَÙ‰ بِعَبْدِÙ‡ِ Ù„َÙŠْÙ„ًا Ù…ِÙ†َ الْÙ…َسْجِدِ الْØ­َرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ الْÙ…َسْجِدِ الْØ£َÙ‚ْصَÙ‰ الَّØ°ِÙŠ بَارَÙƒْÙ†َا Ø­َÙˆْÙ„َÙ‡ُ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ Ø¢َÙŠَاتِÙ†َا Ø¥ِÙ†َّÙ‡ Ù‡ُÙˆَ السَّÙ…ِيعُ الْبَصِيرُ 

Artinya:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (17: 1)

Ada tiga hikmah dapat kita ambil sebagai pelajaran dari momen luar biasa ini.

1. Perjuangan para pendahulu untuk menjadikannya hari libur nasional

Para pendahulu kita di Republik ini telah berjuang sehingga tanggal 27 Rajab setiap tahunnya diakui sebagai PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan muncul sebagai hari libur nasional serta menjadi agenda resmi pemerintah untuk diperingati setiap tahunnya.

Tentu saja ini bukan hal yang mudah. Memperjuangkan sebuah hari menjadi libur nasional, pasti di masa lalu menimbulkan perdebatan dan kontroversi yang butuh waktu berhari-hari, rapat berulang-ulang dan lobi-lobi yang tidak mudah.

Lalu pada akhirnya, kita dan generasi ke depan tinggal menikmati hasil jerih payah atau jariyah mereka.

Inilah buah perjuangan. Satu tugas kita sebagai orang tua yaitu mengajarkan sirah nabawiyyah sudah lebih mudah. Hampir semua anak-anak kita mengetahui cerita Isra Miraj. Seperti juga peristiwa-peristiwa lain dalam sejarah Islam yang menjadi bagian dari PHBI, seperti Maulid dan Tahun Baru Hijriah.

Peringatan yang mereka lihat di mesjid, sekolah atau pesantren menjadi salah satu metode pengajaran yang memberi dampak cukup melekat.

Bayangkan sekiranya perjuangan pendahulu gagal lalu tidak ada libur atau peringatan terhadap hari-hari tersebut?

Ini seperti menjawab pertanyaan, berapa banyak di antara kita yang mengenal secara mendalam peristiwa perang tabuk, hudaibiyah, ataupun fathu mekkah? Momen penting yang menjadi asing.

Bahkan dimasa kini, perang informasi berlomba masuk ke benak anak-anak kita. Maulid Nabi yang memperingati hari lahir junjungan harus bersaing dengan ulang tahun artis selebritis yang dirayakan dengan glamour serta disiarkan oleh seluruh stasiun televisi. Atau dengan peringatan Imlek yang atributnya kita saksikan dimana-mana.

Pertanyaannya, sudahkah kita optimalkan libur Isra Miraj ini dengan maksud yang sama saat dulu diperjuangkan? Pertanyaan berikutnya, amal jariah apa yang sudah kita siapkan untuk diwariskan kepada anak cucu kita generasi yang akan datang, seperti kita menikmati warisan amal jariyah orang tua kita saat ini?

Tiga amal yang tidak terputus meski manusia telah meninggal dunia, kata Rasulullah SAW adalah sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya.

2. Mengingat kembali peristiwa Isra Miraj sebagai mukjizat Rasulullah SAW dan awal mula perintah shalat

Isra Miraj mengingatkan kita kepada salah satu mukjizat Rasulullah SAW dan kebesaran Allah SWT yaitu diperjalankannya beliau dari Mekkah ke Palestina lalu naik ke Sidratul Muntaha hanya dalam 1 malam.

Di masa lalu, ini menjadi cemoohan kaum quraisy kepada Nabi. Di masa kini, itu bukan lagi sesuatu yang tidak mungkin dengan teknologi yang semakin canggih bikinan manusia. Mekkah Palestina bisa ditempuh dengan 6 jam perjalanan pesawat udara. Apakah lagi teknologi canggih bikinan Allah?

Ini memberi kesadaran, betapa lemahnya kita di hadapan Tuhan. Oleh karena itu tidak perlu ada yang kita sombongkan.

Teknologi canggih bikinan Allah bisa membuat janin tumbuh dalam rahim seorang ibu yang berukuran tidak lebih dari 50 cm menjadi seorang manusia sempurna, dan tanpa biaya. Teknologi bayi tabung bikinan manusia, butuh laboratorium super steril sebesar lebih dari 3x3 meter dengan harga yang sangat mahal, dan belum tentu menjadi manusia sempurna.

“Innallaha ala kulli syai-in qadir”, Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Peristiwa ini juga mengingatkan kita akan perintah shalat yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW setelah bolak balik beberapa kali demi meminta kemurahan Allah untuk mengurangi jumlah shalat, yang semula 50 kali, berkurang hingga hanya tinggal 5 kali saja.

Sebagaimana hadits Bukhari Muslim, Musa berkata (lagi), "Kembali kepada tuhanmu." Namun aku berkata, "Aku sudah malu kepada tuhanku," kata Rasulullah SAW.

Namun kini, yang lima itupun terasa berat kita lakukan. Begitulah nabi memperjuangkannya untuk kita, namun begitulah kita manusia yang imannya lemah ini, melaksanakan perintah beliau.

Padahal shalat itu sebenarnya untuk diri kita sendiri. Memberi ketenangan hati, mencegah dari perbuatan maksiat, memperkuat pondasi keislaman, hingga memberi dampak terhadap kesehatan.

Orang yang rutin berwudhu lima kali sehari, membasuh wajahnya dengan air bersih, akan berbeda dengan orang yang tidak pernah atau jarang berwudhu.

Orang yang bekerja duduk seharian, dari mulai awal masuk hingga pulang kerja di sore harinya, akan berbeda dengan orang yang dalam sehari punya lima kali waktu untuk bergerak, berpindah dari tempatnya duduk, guna mengerjakan sesuatu yang lain.

3. Isra Miraj sebagai alarm, bahwa Ramadhan sudah dekat

Peristiwa Isra Miraj seakan mengetuk pintu rumah kita, lalu seorang utusan memberi kabar bahwa tamu agung yang kita nanti-nanti sudah dekat dan kita harus segera bersiap-siap.

Tamu Agung itu adalah sayyidul syuhur, bulan Ramadhan. Oleh karena tamu hampir sampai, maka perlu persiapan. Baik fisik maupun mental.

Puasa sunnah mulai dipersering, mushaf AlQuran dibuka dan dibaca-baca, dilatih khatam sehari sejuz agar dibulan Ramadhan bisa khatam minimal sekali, persiapkan dana dan ringankan tangan untuk sering bersedekah, lisan dijaga dari berbicara yang tidak perlu apalagi yang sia-sia.

Intinya hati dan jiwa bersiap dengan segala aktivitas ibadah yang padat namun dengan ganjaran pahala berlipat-lipat.

Nabi Muhamamd SAW memberi contoh dalam hal ini.

Dari Aisyah ra, ia berkata, Aku belum pernah melihat Nabi saw berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Nabi saw berpuasa sebanyak yang ia lakukan di bulan Syaban. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, dari Usamah bin Zaid r.a ia berkata, aku bertanya, Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada bulan-bulan lain yang sesering pada bulan Syaban. Beliau bersabda, Itu adalah bulan yang diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan Rajab dengan Ramadhan. Padahal pada bulan itu amal-amal diangkat dan dihadapkan kepada Rabb semesta alam, maka aku ingin amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa. (HR. Nasai dan Abu Daud serta dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

Mari kita pelajari kembali beberapa panduan terkait puasa ramadhan, tarawih, zakat dan idul fitri. Ingatkan sanak family kita, untuk menuntaskan hutang puasa tahun lalu, dan jaga fisik kita agar tetap sehat dan siap menyambut Ramadhan.

Lalu sempurnakan dengan doa yang kerap dibaca oleh Rasulullah SAW.

“Allahumma bariklana fi rajab, wa sya’ban, wa ballighna ramadhan”, Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab, Sya'ban dan sampaikan kami kepada bulan Ramadhan.

Wallahu a'lam bish shawab.

(Razas Ms)

Post a Comment

0 Comments