Pemuda Itu, Berani Berkata Inilah Aku Bukan Inilah Ayahku

Ilustrasi

bersamaislam.com - Siapa tak kenal dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Seorang sahabat, sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW ini adalah sosok pemuda yang patut kita teladani. Sebab Ali sudah mencontohkan karakter pemuda yang sesungguhnya. Di usianya yang masih terbilang kanak-kanak, dia sudah berani menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Maka wajar jika ia berpesan kepada kita:

"Sesungguhnya pemuda itu ialah yang berani berkata inilah diriku, dan bukanlah pemuda itu yang berkata inilah ayahku

Siapapun kita hari ini, pemuda atau bahkan secara usia sudah melewati usia pemuda, selama belum bisa berdiri sendiri dan menunjukkan kepada khalayak ‘inilah diriku’, maka sebenarnya dia bukan termasuk pemuda.

Sebaliknya, selama ia sudah berani menunjukkan ‘inilah diriku’, sedini apapun usianya, itulah yang termasuk pemuda.

Maka bicara pemuda bukanlah soal usia dan fisik, tapi karakter.

1. Pemuda itu selalu mau belajar

Fitrah manusia adalah terlahir cerdas. Ingat kisah Adam AS. Ketika Allah berkata akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi, Malaikat menyangsikan. Tapi Allah tunjukkan kepada para Malaikat bahwa Adam lebih banyak mengetahui nama-nama benda. Sejatinya, siapapun tidak tahu apa-apa, maka untuk mengetahuinya ia mencari tahu dengan belajar, dan setelah ia tahu maka akan tumbuh perasaan bahwa selama ini pengetahuannya sangat sedikit. Maka ia terus belajar untuk memenuhi keingintahuannya itu.

2. Pemuda itu selalu memiliki mimpi yang besar, bekerja dan berfikir keras untuk mewujudkan mimpinya itu

Aku kan sudah tua, sudah enggak pantas punya mimpi-mimpi besar lagi. Siapa bilang? Selama masih ada mimpi besar yang belum terwujud, selama masih ada kerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tertunda, maka selama itulah salah satu karakter pemuda masih tertanam dalam diri seseorang. Bukanlah lebih baik terlambat daripada tidak pernah sama sekali?

3. Pemuda itu selalu kreatif dan memiliki inovasi

Seperti Thomas Alva Edison yang ribuan kali melakukan percobaan untuk penemuan lampu pijarnya berkata: Aku tidak pernah gagal, aku hanya menemukan 10.000 cara yang salah. Begitulah karakter pemuda, siap menerima penolakan, siap dikritik dan menerima masukan. Lalu belajar dari kesalahan sebelumnya agar tidak jatuh ke lubang yang sama.

4. Pemuda itu selalu bertumpu kepada kepercayaan diri sendiri

Seperti perkataan Ali: Sesungguhnya pemuda itu ialah yang berani berkata ‘inilah diriku’, dan bukanlah pemuda itu yang berkata ‘inilah ayahku’. Tidak goyah dengan iming-iming apapun, selama ia yakin melakukan hal yang benar.

Empat alasan inilah yang harus ditanamkan dalam karakter kita masing-masing, kaum muslimin. Jika belum ada silahkan dimulai untuk menanam. Jika sudah pernah ada lalu hilang, mari sama-sama kita siram dan pupuk kembali agar kembali tumbuh subur.

Agar ketika ada slogan "Yang Muda Yang Berkreasi", setiap kita tetap mengajukan dirinya untuk mengambil peran dalam kreatifitas kita masing-masing.

(Ana Nasir)

Post a Comment

0 Comments