Meme 'Steve Jobs Putra Imigran Suriah' Sindir Negara Tolak Pengungsi

Orang tua kandung Steve Jobs
Meme Steve Jobs putra imigran/pengungsi Suriah menjadi viral di dunia maya menyusul krisis pengungsi Suriah dan tragedi Paris (img: democraticunderground)

bersamaislam.com - Sebuah meme bertuliskan Steve Jobs putra imigran Suriah menyebar di dunia maya. Gambar ini sejatinya ditujukan untuk menyindir Partai Republik di Amerika Serikat yang menolak kedatangan pengungsi ke negeri Paman Sam.

Media democraticunderground merilis meme tersebut pada Selasa (17/11/2015) mengutip USATODAY. Dalam keterangannya ditulis profil Steve Jobs yang lahir dari keluarga keturunan Suriah.

"Saya yakin sebagian besar teman anda tidak tahu informasi ini. Ayah biologis Steve Jobs adalah Abdul Fattah 'John' Jandali, yang lahir pada tahun 1931 dari keluarga Suriah terkemuka, yang termuda dari sembilan bersaudara. Dia tumbuh besar di Homs, Suriah, sebuah kota yang hancur akibat perang sipil," lansir berita tersebut.

Informasi ini menguak seiring krisis pengungsi Suriah dan tragedi Paris yang menyita perhatian dunia terutama Eropa dan Amerika Serikat.

Beberapa netizen bertanya dan membayangkan apakah akan ada seorang Steve Jobs atau Apple dengan kebijakan menolak imigran.

"Mereka yang mengusulkan pelarangan terhadap imigran bisa mempertimbangkan ini: Steve Jobs adalah anak dari imigran Suriah," twit seorang penulis John Nichols.

Berdasarkan biografi resmi Steve Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson, pada awal tahun 1950-an Jandali belajar ke Universitas Amerika di Beirut kemudian melanjutkannya ke Universitas Wisconsin. Di sana dia bekerja sebagai asisten pengajar dan bertemu dengan Joanne Schieble, ibu Steve Jobs.

Jandali dan Schieble berencana menikah pada tahun 1955, tahun kelahiran Steve Jobs, sambil menunggu proses adopsi pendiri Apple tersebut. Namun akhirnya dibatalkan karena ayah Schieble yang sekarat mengancam tidak mengakuinya sebagai anak jika menikah dengan Abdul Fattah.

Bertahun-tahun kemudian, Jobs akan marah kapanpun ada yang menyebut Paul dan Clara Jobs sebagai orang tua adopsi atau menyebut mereka bukan orang tua sebenarnya. Jobs yang meninggal pada tahun 2011, lebih senang menyebut orang tua kandungnya dengan sebutan "bank sperma dan telur".

Meski demikian, Isaacson menulis jika Steve Jobs tetap berhubungan baik dengan ibu kandungnya, yang telah menikah lagi dengan seorang instruktur ski es, George Simpson.

Sementara Jandali yang masih hidup hingga saat ini telah menikah sebanyak empat kali. Jandali kini berada di Nevada, bekerja sebagai pengusaha restoran. Secara kebetulan dia pernah bertemu Jobs, meski saat itu dia tidak mengetahui pria terkenal di seluruh dunia itu adalah anak kandungnya.

Ayah kandung Steve Jobs
Ayah Steve Jobs, Jandali (img: Usatoday)

Jobs mengatakan kepada Issacson bahwa dia tidak tertarik bertemu dengan ayah kandungnya, meski Simpson telah mengetahui keberadaannya. Dan hal yang paling menarik dalam buku Isaacson adalah saat Jandali berkata kepada Simpson tentang harapannya bertemu Jobs di restoran Mediterrania, utara San Jose.

"Itu tempat yang sangat indah, semua orang yang sukses di bidang teknologi datang ke sana, termasuk Steve Jobs," katanya.

Pada tahun 2011, sebuah situs Lebanon merilis wawancara dengan Abdul Fattah Jandali.

"Steve adalah anak kandung saya, tapi saya tidak membesarkannya, dia memiliki keluarga adopsi. Jadi jika dikatakan saya adalah 'father of invention', itu karena anak kandung saya itu seorang jenius. Begitu juga putri saya yang lain, Mona adalah seorang penulis brilian. Saya bersyukur kepada Tuhan karena kesuksesan dalam hidup, tapi saya bukan seorang ayah inventor. Saya bangga dengan Jobs dan prestasinya," tutur Jandali.

"Tentu saja saya telah melakukan kesalahan. Dan seandainya saya bisa kembali, saya akan melakukan beberapa hal dengan benar. Saya akan lebih dekat dengan putra saya. Tapi semua kebaikan berakhir dengan baik pula. Steve Jobs adalah orang paling sukses di Amerika Serikat dan Mona juga akademisi dan novelis yang sukses". katanya. (ay/usatoday)

Post a Comment

0 Comments