Ya Allah, Saksikan Aku Seorang 'Pelacur'

Ilustrasi (Foto: konsultasisyariah.com)

bersamaislam.com - Seperti aku tahu bahwa pelacur adalah sebutan untuk orang yang berbuat lacur. Dalam kamus bahasa Indonesia-ku, lacur dapat diartikan dengan malang; celaka; gagal; sial; tidak jadi; buruk laku. Maka pelacur adalah orang yang berlaku malang, celaka, bahkan buruk. Begitulah aku duhai Tuhanku…

Sebab apa?

Selama ini aku selalu berfikir bahwa jujur itu hanya sebatas lisan. Betapa aku tidak menyadari bahwa aku telah tidak jujur pada keimananku. Aku tidak jujur ketika aku berikrar "Beriman kepada Allah", karena masih ada ketakutan yang besar ketika musibah menimpaku hingga putus asa itu membelengguku, dan meminta pertolongan selain pertolongan-Mu.

Aku tidak jujur ketika kuikrarkan "Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah", sedang dengan seenaknya aku berbuat sesuka hati, seakan tak menyadari bahwa ada dua makhluk yang senantiasa menyertai di sebelah kanan dan kiriku.

Aku tidak jujur ketika aku berikrar "Beriman kepada kitab-kitab Allah", tetapi aku masih mengambil panduan lain sebagai rujukan amalanku.

Aku tidak jujur ketika aku berikrar "Beriman kepada Rasul-rasul Allah", padahal aku masih mencari teladan lain untuk mewarnai keseharianku.

Aku tidak jujur ketika kuikrarkan "Beriman kepada Hari kiamat", padahal aku berjalan di muka bumi bagai orang yang tidak akan menemui mati dan dibangkitkan pada kehidupan yang abadi.

Dan aku telah tidak jujur ketika kuikrarkan "Beriman kepada takdir baik dan buruk", sebab telah ku tuduh dengan nista bahwa Engkau telah tidak peduli lagi padaku.

Tidakkah keenam alasan ini telah menjadikan aku seorang pelacur, Tuhanku?

Aku tampil di ruang publik sebagai sosok yang sholeh dan taat kepada-Mu. Namun lunturlah semua amalan itu sebab aku menjadi manusia yang tak takut mati ketika sendiri. Amal baik yang dipercayai banyak mata sebagai jalanku meniti surga-Mu, kelak akan menggelincirkanku ke neraka sebab ada ria terselip di setiap niatnya.

Bukankah aku seorang pelacur, Tuhanku?

Aku tahu akan ku susuri jalan hidup ini dalam kesulitan, ketika selamanya aku tidak jujur pada keimanku. Bagaimana aku menyelamatkan bumi ini dari para pelacur-pelacur kekuasaan, jika aku sendiri adalah seorang pelacur keimanan.

Aku butuh keberanian untuk sebuah kejujuran. Karena aku tak ingin selamanya Engkau saksikan aku sebagai pelacur. Menjual diri dan keimanan hanya demi uang dan kenikmatan dunia yang sementara.

Faghfirlanaa Ya Allah, semoga pintu taubat itu masih terbuka untukku dan mereka yang juga bertindak sebagai pelacur keimanan.

(Ana Nasir)

Post a Comment

0 Comments