Poligami, Dirindu di Rusia Dibenci di Indonesia


bersamaislam.com - Seperti banyak diberitakan, bahwa Rusia sedang menggagas untuk memasukkan aturan poligami ke dalam undang-undangnya. Hal tersebut diprakarsai oleh anggota parlemen mereka sendiri, yaitu Vladimir Zhirinovsky.

Aturan poligami tersebut dirasa perlu mengingat populasi pria dan wanita yang tak seimbang di sana. Dan secara tidak langsung hal ini akan berpengaruh terhadap kemajuan sebuah bangsa dalam pembangunan manusianya.

Walaupun aturan poligami tersebut belum diresmikan, namun semakin banyak warga Rusia yang sudah mengaplikasikan menikah dengan beberapa istri untuk melahirkan generasi yang lebih banyak.

Sudah menjadi rahasia umum bila di negara-negara maju seperti di Jepang, generasi muda malah tidak mau menikah dan hal itu lambat laun akan menghambat pertumbuhan populasi negara mereka.

Gimana mau negaranya besar, orangnya gak ada. Karena itu negara Jepang sudah mulai mengapresiasi pemudanya yang mau menikah dan melahirkan anak, karena budaya seks bebas tidak hanya menghancurkan moral, tapi juga mengurangi populasi manusia di sebuah negara.

Teori tersebut bisa kita lihat di negeri Cina yang sudah menjadi saingan negara besar lainnya dalam kemajuan, dan hal tersebut tidak lepas dari banyaknya populasi mereka. Siapa yang tak kenal orang Cina di dunia, dimana ada negara pasti ada warga mereka disana yang mencari nafkah. Bahkan beberapa diantara mereka menghasilkan keturunan yang menjadi pejabat di sebuah daerah, ya bisa dibilang contohnya seperti Gubernur Jakarta Ahok, dengan plus minusnya.

Mungkin sebagian besar kita menganggap di masa depan hanya negara yang memiliki teknologi tercanggih yang akan menjadi negara paling maju. Nyatanya hal itu tidak dapat dibuktikan. Manusia itu sendiri adalah teknologi tercanggih yang pernah ada dan yang pernah diciptakan oleh Tuhan, melebihi kecanggihan robot-robot yang katanya baru kemarin sore mereka berhasil membuat robot yang bisa menaiki tangga, iya, hanya menaiki tangga dan mereka sudah sebegitu bangganya.

Kecanggihan alamiah yang dimiliki manusia ini tak bisa digantikan oleh robot canggih sekalipun. Karena itu populasi sangatlah penting. Tentunya populasi besar harus diselaraskan dengan kualitas manusia itu sendiri.

Kembali ke masalah poligami, di belahan dunia lain para pemerintahnya semakin menghargai para pemudanya yang mau menikah dan mempunyai anak, seperti halnya di Jerman. Perilaku seks bebas membuat populasi masyarakat semakin sedikit, dan bisa jadi suatu saat poligami juga akan masuk ke undang-undang di negara-negara maju, karena kekhawatiran pemerintahnya akan pertumbuhan populasi.

Anehnya, di Indonesia poligami itu dianggap tabu. Hal tersebut bisa jadi karena ada segelintir orang yang menyalahgunakan sunnah dari Rasulullah yang semakin diminati oleh negara-negara maju ini.

Disaat seorang ustadz dengan legalnya berpoligami, banyak yang menghujat. Namun saat artis terkenal terbukti melakukan seks bebas ironinya banyak yang diam dan mengatakan hal tersebut lumrah saja, bahkan beberapa perusahaan besar menjadikan mereka sebagai ikon iklan yang sangat mumpuni.

Kebencian terhadap salah satu syariat islam ini juga mulai digemboskan oleh para penulis islami yang mungkin karena ia pernah menjadi korban oknum yang menyalahgunakan syariat tersebut dan men-generalisir seolah poligami itu buruk semua.

Bila kebencian ini semakin dipupuk, bahkan sebagian oknum bermaksud untuk melariskan bukunya untuk opini ini, maka tunggulah azab kehancuran yang mulai dirasakan oleh negara-negara maju. Para pemudanya hanya ingin pacaran dan tidak ingin menikah, kalaupun menikah anaknya hanya mau satu atau dua. Ketika ada kecelakaan ya habis semua, gimana mau melanjutkan dinasti keturunannya bila hal ini semakin banyak terjadi.

Karena itu islam lebih dulu memberi solusi atas semua masalah, disaat para pakar-pakar sekuler tidak mampu lagi menjawab kejelasan teori-teori mereka. Tentunya poligami ini seperti pisau di dapur, bila dipegang oleh para chef maka ia akan sangat berguna, namun lain halnya bila dipegang oleh para pembunuh.

Oleh karena itu berhentilah berburuk sangka kepada Allah yang telah mensyariatkan poligami, karena ini bagian dari solusi yang akan membuat kelangsungan generasi semakin jelas, dan tentunya dengan cara yang sesuai dengan sunnah Rasulullah.

Poligami memang dinanti dan dirindu di Rusia tetapi malah dibenci di Indonesia.

(Mirza Husni)

Post a Comment

0 Comments