"Tentang Pose Mesra Pasangan Suami Istri di Dunia Maya"


bersamaislam.com - Saya adalah salah seorang perempuan yang senang melihat kebahagiaan dan kemesraan pasangan suami istri. Baik di dumay (dunia maya) maupun di dunyat (dunia nyata). Baik ketika lajang maupun ketika sudah menikah. Dari dulu hingga sekarang.

Mesra (tidak kaku) yang manis yaa, yang sewajarnya, yang alami bukan yang dibuat-buat untuk dapatkan pujian (ria), bukan yang buat eneg, alias berlebihan.

Dan dulu, salah satu penyemangat saya untuk trus menjaga diri (tidak pacaran, dan sabar menunggu pangeran) adalah untuk mendapatkan kebahgiaan dalam pernikahan yang diberkahi.
*Selain kemudian dpt ilmu bahwa pacaran itu haram*

Dan itu lahir, ketika melihat kebahagiaan dan kemesraan pernikahan akhwat-akhwat terdahulu. Seperti murabbi saya ketika kuliah, sering sekali menceritakan kebahagiaan beliau, kebaikan-kebaikan suaminya. Menceritakan betapa beruntungnya beliau mendapatkan suaminya tersebut. Dari situ beliau berpesan, untuk terus shalihkan diri supaya dapat suami idaman.

Pernikahan yang diberkahi, yang dimulai dan dibina dalam bingkai taat tentu akan membuahkan keindahan dan keromantisan yang tak bersudah, seperti pernikahan Rasulullah SAW.

Dan oleh sebab itu, saya sangat senang membaca status-status romantis, gambar-gambar romantis pasutri (yang wajar dan tidak berlebihan).

Suka mendengar cerita-cerita kebersamaan yang di dalamnya berisi curahan kebahagiaan istri/suami karena anugerah pasangan dari sisi Allah atas mereka.

Bukankah menampakkan kebahagiaan adalah hal yang dianjurkan? Menampakkan rasa syukur, bukan utk ria-ria-an. "Wa amma bini'mati robbika fa haddits" | Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). Surat Adh-Dhuha ayat 11.

Justru menceritakan penderitaan atau aib rumah tangga, berkeluh kesah, itu yang menjadi larangan (sepengetahuanku yang awam).

Namun belakangan banyak tulisan yang 'membully' gerakan 'romantis' ini.

Hmmm..
Sedih..

Sehingga seakan mendoktrin supaya tidak menyampaikan indahnya mahligai pernikahan ke umum. Sehingga seakan suami istri diharuskan kaku di depan umum. Sedangkan di luar sana banyak muda mudi yang belum tau apa itu pernikahan? Bagaimana keindahannya?

Darimana mereka bisa tau indahnya, dan begitu syurgawinya pernikahan syar'i itu, jika para pelakunya, yang sudah merasakannya tidak pernah menyampaikan 'testimoni' kepada mereka alias menyembunyikan keindahan itu?

Sedangkan di depan mata mereka banyak praktek PACARAN HARAM terang-terangan yang tampak bisa menyilaukan mata dan syahwat? Yang menggiurkan untuk diikuti.

Hmmmm...
Jika begini, kesannya di mata mereka, pacaran lebih indah, ga kaku dan sebagainya.
Menikah itu kaku, terikat, ga bebas, ga indah dan sebagainya.

Jangan salahkan mereka jika akhirnya mereka lebih memilih nikmati puas-puasi pacaran haram, sebelum masuk ke pernikahan yang kaku.

Malah yang banyak saya dapati di sosmed, pasangan yang dulunya pacaran itu mesra luar biasa mengupload foto-foto kebersamaan mereka, tapi ketika sudah menikah malah tak tampak lagi.

Padahal sudah halal, sudah boleh bermesraan (dan boleh ditampakkan yang selayaknya saja).

Jadilah tampak seakan-akan setelah menikah pasangan yang dulunya pacaran ini, ga mesra lagi. Ditambah lagi sikap kaku para pasangan suami istri (yang dulu tidak pacaran).

Hmmm...

Semakin kuat kemungkinan untuk disimpulkan oleh mereka (muda mudi awam), bahwa pacaran haram indah lagoina, sedangkan menikah kaku adanya.

Allaahu'alam bishshawab.

Penulis: Cut Irma Yunita
Seorang ibu rumah tangga, guru les privat, tinggal di Langsa, Aceh. Wakil Direktur di Baiti Jannati. Facebook: Cut.IrmaYunita.

Post a Comment

0 Comments