Tiga Tahun Menjabat, Jokowi Disarankan Mundur Baik-baik

Jokowi disarankan mundur setelah tiga tahun menjabat sebagai presiden RI.
Joko Widodo 

bersamaislam.com Jakarta - Sudah 3 tahun lamanya politikus PDIP Joko Widodo menjadi Presiden RI. Karena itu, pada Kamis (19/10), Jokowi akhirnya mempersilakan kepada rakyat untuk memberikan penilaian atas kepemimpinannya selama ini.

"Silakan, silahkan masyarakat saja yang menilai," ujar Jokowi saat menutup acara Kongres XI Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang berlokasi di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Kamis (19/10).

Saat Pilpres 2014, program yang digadang-gadang Jokowi bernama Nawacita, yaitu 9 program prioritas yang akan direalisasikan dalam masa 5 tahun jabatannya.

"Tugas saya untuk bekerja keras dan mewujudkan apa yang kita rencanakan," ujarnya.

Jokowi disarankan mundur setelah tiga tahun menjabat sebagai presiden RI.
Joko Widodo 

Namun sejumlah warganet merasa bahwa kepemimpinan Jokowi tidak membawa kemajuan yang berarti bagi Indonesia, bahkan mereka menuntut agar Jokowi mundur secara baik-baik agar tidak lagi terjadi kekacauan di negeri ini.

"FANTASTIS!!! (10 TH SBY BANDING 3 TH JOKOWI)
EMANG ITU YANG JOKOWI INCAR KOK, JADI ENGGAK USAH HERAN, DAGANG KAYU TEKOR TRUS. GAJI WALI KOTA KECIL JD DITINGGALIN DITENGAH JALAN, GAJI GUB KECIL JUGA DITINGGALIN DITENGAH JALAN. MAKANYA DIA MABOK CARI JABATAN DAN KEDUDUKAN LEBIH TINGGI DENGAN BERBAGAI PENCITRAAN DAN NYEMBAH NYEMBAH MAK LAMPIR MEGAWATI LALU DIJADIKAN PETUGAS PARTAI DI ISTANA RAKYAT NKRI THO. SERAKAH BUKAN? HARAP MAKLUM!," tulis akun bernama Malik Amahira di laman facebooknya,

"Saya menilai banyak janji Jokowi dan Jusuf kalla yang tak terealisasikan dengan baik. Misalnya janji Jokowi tolak hutang luar Negeri, membeli kembali Indosat, membangkitkan industri mobil Nasional, mencetak 10 juta lapangan kerja, menyetop impor pangan, tidak menghapus subsudi BBM, akan mempersulit investor Asing masuk, merevitalisasi pasar tradisional, pemberdayaan pedagang kecil dan banyak lagi janji Jokowi yang tidak terealisasi," ujar salah seorang pengamat bernama Don Muzakir.

"Rakyat di siksa dgn kenaikan berlipat2 harga pajak kendaraan bermotor, kenaikan harga BBM ditengah penurunan harga minyak internasional, ditambah lagi dgn kebijakan menaikkan harga tarif dasar listrik scara diam2 spt maling yg mencekik leher. Yg tadi'a harga token Rp 50 rb cukup utk sebulan lebih, skrg hanya utk cukup 2 mingguan..Jadi klo boleh bicara jujur, dipikir2 emang apa sih Prestasi'a rezim saat ini, sampe begitu PEDE nya menaikkan gaji utk diri'a sendiri hingga 100%?, sampe mengalahkan gaji kepala negara2 tetangga.. Luar biasa skali cara rezim saat ini memanjakan diri'a sendiri.Sementara rakyat kritis sedikit di adil scara Dzolim spt yg di alami penulis buku fenomena "Jokowi Undercover". Klo begini cara'a rezim memerintah mungkin baru Amien Rais dan komisi HAM saja yg baru menuntut Mukidi Test DNA, Lama2 rakyat yg ikut memilih'a kemarin ikut menuntut , karena merasa tidak Puas dgn kebijakan2 Rezim yg sifat'a MENGHISAP, Sadis dan penuh Tipu- Tipu," kritik Firmansyah.

"Hanya di DKI: Dalam 5 tahun ganti Gubernur tiga kali. Yang pertama: Jokowi, tak memenuhi janjinya akan menjabat 5 tahun. Lihat Video ini. Malah menjadi Presiden, dan mau tak mau juga kemudian membuat kegaduhan. Yang kedua: A Hok, menggantikan yang pertama, tak memenuhi sumpahnya akan menjabat dengan beradab sesuai Pancasila dan UUD 1945. Malah juga membuat kerusuhan nasional. Namun sukses menyatukan berbagai kalangan kaum Muslimiin untuk melawan dirinya. Dan dia hilang entah ke mana. Yang ketiga: Djarot, menggantikan yang kedua, mengganti cepat banyak pejabat dengan orang-orangnya, gagal move on, tak hadiri pelantikan penggantinya yang memang menang sah," kritik Muslim.

"Jokowi tampak mengikuti langkah Soekarno, bedanya Soekarno 'menendang' Islam memeluk komunis. Sementara Jokowi 'menendang' Islam memeluk kapitalisme. Berdasarkan fakta sejarah, Jokowi harus mundur atau dijatuhkan karena telah memusuhi umat Islam. Sanggahan dan bantahan boleh saja akan tetapi fakta hari ini demikian adanya. Kegagalan Jokowi dalam memimpin negeri ini akan berdampak semakin sengsaranya rakyat indonesia. Sebaliknya Jokowi akan mendapat sangsi dari rakyat karena rakyat akan semakin tersakiti. Jika Jokowi mundur maka akan bergelar negarawan tapi hal itu mustahil pasti akan tetap bertahan dan kita akan melihat berakhir. Bila bijak, Jokowi akan memilih opsi mundur dan bila berambisi kekuasaan Jokowi akan pilih opsi bertahan," ujar Ketua Umum Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI) bernama Don Zakiyamani.