Terbitkan Video Teroris Teriak Allahu Akbar, Polisi Manchester Minta Maaf

Polisi Manchester meminta maaf kepada Islam setelah video ISIS berteriak "Allahu Akbar" di Trafford Centre
Video simulasi teroris (img: idbtimes)

bersamaislam.com Trafford - Polisi Manchester meminta maaf kepada umat Islam setelah diterbitkannya video simulasi serangan teroris yang meledakkan dirinya seraya berteriak "Allahu Akbar" pada Selasa (10/5) di Trafford Centre.

Komisaris Polisi Manchester mengatakan, teriakan "Allahu Akbar" yang diucapkan pada simulasi tersebut dapat merusak hubungan antar masyarakat dan memperparah islamophobia. Setelah hebohnya video tersebut, warga menganggap pihak kepolisian telah menuruti kemauan politisi yang anti islam.

Video tersebut menunjukkan seorang pembom bunuh diri menyerbu ke dalam mall Trafford Centre dan berpura-pura berteriak "Allahu Akbar" dalam bahasa Arab dengan gaya ekstrimis mirip ISIS yang dianggap telah menewaskan ratusan orang di Paris dan di Brussels. Seketika sebuah kembang api meledak dan seketika sekitar 800 relawan tiba-tiba berdarah seperti korban penyerangan teroris. Hingga akhirnya para petugas mengamankan pusat perbelanjaan tersebut dari para jihadis.

Seperti dilansir Ibtimes, dalam beberapa jam setelah diunggahnya video tersebut, pihak kepolisian langsung meminta maaf kepada media setempat setelah melihat reaksi kemarahan ummat islam di media sosial. Kepolisian dituduh telah menyuburkan Islamophobia dengan mengasumsikan seolah-olah teroris selalu seorang muslim.

"Skenario untuk latihan ini didasarkan pada serangan bunuh diri oleh teroris ISIS. Dan penulis skenario telah merencanakan video tersebut dengan beberapa fakta dari media dan rincian peristiwa masa lalu. Namun, pada dasarnya tidak dapat diterima ketika kita menggunakan perkataan dalam agama islam dalam serangan bom bunuh diri tersebut dan mengaitkannya dengan Islam. Kami mengakui kesalahan tersebut dan meminta maaf atas pelanggaran yang telah kami sebabkan," ujar Asisten Kepala Polisi Garry Shewan kepada awak media pada Selasa (10/5).

Namun keputusan untuk meminta maaf tersebut dianggap sudah terlambat dan seketika laman media sosial Twitter dan Facebook dipenuhi oleh caci maki dan kemarahan dari warga setempat kepada kepolisian yang dianggap telah menuruti kemauan beberapa oknum politisi setempat yang dianggap sering mengkampanyekan islamophobia.

Berikut video simulasi serangan teroris tersebut:

Post a Comment

0 Comments