Acara Kementrian Agama Diselip Tarian Bali di Atas Sajadah, Ini Penjelasannya

Foto tarian bali di atas sajadah pada HUT Kemenag ke -70 di kantor Kanwil Kemenag DKI Jakarta 

bersamaislam.com - Publik ramai membicarakan munculnya foto penari Bali yang sedang beratraksi di atas sajadah. Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH. Cholil Nafis, pada Senin (04/1/2016) yang pertama mengunggah foto tersebut ke twitter dengan maksud meminta klarifikasi dari Menteri Agama.

"Salam. Tolong dicek dan kalau benar ditegur. Karpet shalat dibuat tarian," kata Cholil melalui akun @cholilnafis setelah mendapatkan foto tersebut dari sebuah grup.

Dalam foto terlihat beberapa perempuan memakai kemben sedang menari sambil menginjak alas sajadah shalat di depan sebuah kantor. Tidak berapa lama, Menteri Lukman Hakim Saifuddin langsung membalas cuitan tersebut dengan meminta maaf.

"Ya, saya telah mengklarifikasi dan menegurnya. Selaku Menag, saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kekhilafan tersebut," tulisnya di akun @lukmansaifuddin.

Ditempat terpisah, Kakanwil Kemenag DKI Jakarta ikut menyatakan permohonan maaf dan memberi penjelasan kronologi peristiwa tersebut. Abdurrahman mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (03/01/2015) di lingkungan kantor yang dipimpinnya, dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) Kemenag ke-70.

"Pertama kita mohon maaf pada umat Islam, bahwa kejadian itu di luar kesengajaan tidak ada maksud kita untuk menjadikan sejadah alas untuk menari," kata Abdurrahman seperti dilansir Detik, Senin (04/1/2016).

Acara HUT diisi oleh beberapa tarian di antaranya tari Saman dari Aceh yang dibawakan oleh 175 siswi madrasah Aliyah dengan posisi duduk dan memakai hijab.

Tari Saman yang diikuti oleh ratusan siswi berhijab dilakukan sambil duduk di atas sajadah (Foto: Detik)
"Tari saman  ini tarian Islami. Kemudian selesai tari saman, space waktu singkat karena panas, mestinya sajadah digulung. Tetapi karena keteledoran tidak sempat digulung, keburu tari Bali masuk dan tampil," jelasnya.

Abdurrahman juga mengaku tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Dia memastikan kalau karpet sajadah yang digunakan bukan dari mesjid tetapi dari ruangan aula yang biasa dipakai untuk kegiatan agama seperti buka puasa bersama atau kegiatan lain.

"Kita mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Dari lubuk hati saya selaku kantor wilayah DKI Jakarta memohon maaf. Tidak ada niat kita menjadikan sejadah sebagai alas. Sekali lagi itu kealpaan, ketelodoran, mudah-mudahan pertama dan untuk terakhir," pungkasnya.

KH Cholil lantas memberikan apresiasi terhadap permintaan maaf tersebut dan berharap agar menjadi pelajaran dan tidak memperpanjang polemik.

"Saya mengapresiasi kepada Menag RI, Bpk. Lukman H. Saifuddin yang mengakui keteledoran anak buahnya yang menjadikan karpet untuk shalat dipakai untuk alas tarian acara Hari Ulang Tahun Kemenag. Meskipun juga banyak yang protes tentang pakaian tarian yang kurang sopan. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan, apalagi institusi yang mulia atau tokoh masyarakat karena selalu dinilai untuk diteladani oleh yang lain," tulisnya di Facebook.

(Ahmad Yasin)

Post a Comment

0 Comments