Kartini dan 'Emansipasi' Pria


bersamaislam.com - Kesetiaan seperti apa yang telah diberikan seorang Ainun kepada Habibie, hingga si jenius itu tersedu-sedu dikala menghantar jasad istrinya ke peraduan terakhir. Cinta seperti apa yang telah dipersembahkan seorang Fatmawati, hingga orasi-orasi Bung Karno seperti tak pernah kehilangan ruhnya. Pengabdian seperti apa yang diberikan Khadijah kepada Muhammad SAW, hingga Sang Nabi selalu menyebut-nyebut namanya ketika ia sudah lama tiada.

Dibalik laki-laki yang hebat ada perempuan yang hebat. Perempuan agung di balik lelaki agung. Begitulah dia ditakdirkan. Seorang perempuan menjadi cahaya keagungan yang menerangi jalan para lelaki sepanjang hidupnya. Karena itu seorang lelaki paling garang di medan pertempuran pun akan rebah di atas pangkuan dan usapan penuh cinta dari tangan lembut kekasihnya di rumah.

Itulah sumber cahaya dan energi baginya. Yang menghidupkan, menerangi dan menjadi petunjuk setiap langkahnya.

Maka ketika Kartini, diusianya yang sangat muda, berjuang untuk setitik cahaya bagi perempuan-perempuan Indonesia, sejatinya dia telah menjadi penerang bagi seluruh lelaki di negeri ini.

"Minaz zhulumat ilan nur"
Dari Kegelapan kepada Cahaya
Habis Gelap Terbitlah Terang

Seperti kata lagu Ismail Marzuki,

"Namun ada kala pria tak berdaya, tekuk lutut di sudut kening wanita"

Selamat Hari Kartini.
Bercahayalah para perempuan Indonesia.

Penulis: Razas Ms

Post a Comment

0 Comments